Seberapa Sering Gen Z & Milenial Belanja Online?

Gen Z & Milenial paling sering beli skincare, produk fashion, serta makanan dan minuman secara online.

Frekuensi Gen Z & Milenial Belanja Online

Sumber: Populix
GoodStats

Belanja online bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda, terutama Gen Z dan Milenial. Dengan kemudahan akses, pilihan produk yang melimpah, hingga sistem pembayaran yang praktis, aktivitas ini menjelma sebagai solusi yang efisien di tengah rutinitas yang padat.

Laporan Populix PopVoice: Gen Z and Millennials Report Q1 2023 mengungkap bahwa sekitar 2 dari 3 responden Gen Z dan Milenial di Indonesia rutin melakukan belanja online setidaknya sebanyak 2–3 kali setiap bulan.

Jenis produk yang sering dibeli pun cukup bervariasi. Sebanyak 73% Gen Z dan 65% Milenial berbelanja online untuk kebutuhan perawatan tubuh. Ada pula 70% Gen Z dan 68% Milenial yang belanja produk fashion di e-commerce. kebutuhan akan makanan dan minuman juga dibeli secara online dengan persentase 45% Gen Z dan 49% Milenial. Temuan ini menunjukkan bahwa belanja online tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan sesaat, tapi juga sudah menjadi kebiasaan yang melekat dalam keseharian.

Menariknya, frekuensi dan motivasi berbelanja tidak selalu berkaitan dengan momen tertentu. Populix mencatat bahwa 68% Gen Z dan 70% Milenial berbelanja online karena memang ada kebutuhan. Promo spesial menjadi alasan kedua terbanyak, dengan 44% Gen Z dan 45% Milenial yang mengaku terdorong belanja karena penawaran diskon. Sementara itu, payday hanya memengaruhi 37% Gen Z dan 39% Milenial untuk berbelanja, dan tanggal cantik seperti 11.11 atau 12.12 justru menjadi alasan paling rendah, dengan hanya 29% Gen Z dan 27% milenial yang tergoda belanja di momen tersebut.

Tren ini mengindikasikan bahwa perilaku belanja online generasi muda cenderung rasional dan berbasis kebutuhan, bukan semata impulsif mengikuti tren tanggal-tanggal cantik yang sering dimanfaatkan e-commerce untuk menggelar kampanye besar-besaran.

Seiring meningkatnya adopsi platform digital dan kebiasaan belanja berbasis mobile, permintaan terhadap layanan e-commerce diprediksi akan terus tumbuh. Aksesibilitas yang tinggi, pilihan produk yang lengkap, dan efisiensi waktu serta tenaga menjadi alasan utama mengapa Gen Z dan Milenial terus mengandalkan belanja online sebagai solusi kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah juga turut merasakan manfaat dari pertumbuhan pesat belanja online, terutama melalui peningkatan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mencatat bahwa aktivitas e-commerce berkontribusi signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), seiring dengan meningkatnya transaksi digital di berbagai platform. Selain itu, belanja online juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan konsumsi, menciptakan lapangan kerja baru di sektor teknologi dan logistik, serta memperluas akses pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

Di sisi lain, perubahan preferensi konsumen juga menjadi perhatian serius pemerintah. Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Menteri Perdagangan Kabinet Merah Putih, mengungkapkan bahwa generasi muda kini cenderung mendukung merek yang menunjukkan komitmen terhadap isu sosial dan lingkungan.

Ia juga menambahkan bahwa kombinasi pengalaman belanja online dan offline menjadi semakin relevan.

“Kombinasi pengalaman belanja online dan offline sangat penting. Gen Z, misalnya, lebih suka mencoba produk di toko fisik tetapi tetap memanfaatkan kemudahan pembayaran online,” jelasnya dalam acara Asosiasi Matahari Supplier’s Club (AMSC) Gathering 2025 – “Ohana Intimacy in Perfect Harmony”, pada Rabu (23/4/2025), mengutip ASIA WORLD VIEW.

Memahami pola konsumsi dan nilai-nilai yang penting bagi Gen Z dan Milenial bisa menjadi kunci bagi perusahaan ritel dalam menciptakan strategi yang lebih efektif untuk menarik perhatian generasi muda.

Baca Juga: 6 Faktor Ini Mendorong Pembelian dalam Proses Belanja Online di Indonesia

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook