Berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata harga beras di tingkat grosir dari bulan Januari hingga September 2024 mengalami fluktuasi. Pada bulan Januari, harga beras tercatat Rp13.588 per kilogram (kg). Kemudian, pada bulan Februari, harga mengalami peningkatan menjadi Rp14.397 per kilogram (kg).
Maret menjadi bulan dengan harga beras tertinggi periode ini, mencapai Rp14.528 per kilogram (kg). Namun, situasi mulai berubah pada bulan April. Rata-rata harga beras grosir pada bulan tersebut terlihat menurun, mencapai Rp13.902 per kg.
Dilansir dari CNBC Indonesia, penurunan harga ini dipengaruhi oleh musim puncak panen. Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti ketika rapat koordinasi pengendali inflasi daerah tahun 2024.
Pada bulan Mei, harga beras grosir menunjukkan penurunan, tercatat harga mencapai Rp13.471 per kilogram (kg). Ketersediaan beras yang lebih baik berkat hasil panen yang mencukupi menjadi faktor utama di balik penurunan ini. Meski bulan Juni juga mengalami penurunan, meskipun tidak sebesar bulan sebelumnya, dengan harga mencapai Rp13.433 per kilogram (kg).
Memasuki bulan Juli hingga September, rata-rata harga beras mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Meskipun kenaikan harga tidak signifikan, terlihat adanya perubahan harga perlahan. Pada bulan Juli, harga beras grosir kembali naik menjadi Rp13.571 per kilogram (kg).
Menurut BPS, salah satu faktor utama di balik kenaikan harga ini adalah berakhirnya musim panen raya, yang menyebabkan pasokan beras di pasar menurun.
Amalia Adininggar Widyasanti juga menjelaskan bahwa naik dan turunnya harga beras merupakan siklus yang kerap terjadi setiap tahunnya setelah selesai panen. Selama musim panen, pasokan beras biasanya melimpah, sehingga cenderung stabil. Namun, setelah musim panen berakhir, ketersediaan beras mulai menurun, sehingga berpotensi menyebabkan kenaikan harga.
Baca Juga: 10 Negara Penghasil Beras Terbesar di Dunia