Anggaran belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menjadi topik panas yang dibahas pada debat capres bertemakan “Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik”.
“700 T anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu, justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista bekas,” papar Anies Baswedan pada Minggu (7/1/2024).
Melansir laporan Kementerian Keuangan, anggaran Kemenhan pada 2023 tercatat sebesar Rp144,3 triliun. Selama periode 2020 sampai 2024, anggaran Kemenhan terus mengalami naik turun dan yang tertinggi adalah pada 2022, yakni hingga Rp150,4 T. Apabila seluruh anggaran pada periode tersebut diakumulasikan, total anggaran Kemenhan menyentuh angka Rp692,92 triliun.
Salah satu alokasi anggaran Kemenhan adalah untuk keperluan belanja alutsista. Beberapa jenis alutsista yang diimpor Indonesia antara lain seperti, kendaraan perang, bom, komponen senjata, hingga pistol.
Berdasarkan data BPS yang diolah oleh Kementerian Perdagangan, pada periode Januari hingga Mei 2023, nilai impor alutsista Indonesia adalah senilai US$128,18 dengan volume sebesar 1,16 ribu ton.
Pembelian alutsista berupa tank dan kendaraan perang mendominasi belanja Kemenhan pada periode tersebut, yakni hingga 60,53% dari total keseluruhan alutsista. Total tank dan kendaraan perang yang diimpor adalah sebanyak 644,17 ton atau senilai US$77,59 juta. Negara asal impor tank Indonesia antara lain Belgia, Amerika Serikat, Swedia, dan Turki.
Selain tank dan kendaraan perang, sebesar 21,47% alutsista merupakan jenis bom, granat, amunisi, dan lainnya atau sebanyak 438,38 ton dengan nilai impor US$27,52 juta. Sementara itu, sebanyak 15,06% dari alutsista adalah senjata militer selain revolver dan pistol dengan total 13,94 ton atau senilai US$19,30 juta.
Nilai impor alutsista Indonesia tertinggi adalah pada 2020, yakni senilai US$835,18 juta atau sebanyak 3,45 ribu ton. Sementara itu, pada 2021, nilai impor alutsista adalah sebesar US$360,17 dengan volume impor 3,15 ribu ton. Selanjutnya, pada 2022 nilai impor alutsista Indonesia tercatat senilai US$311,21 dengan volume sebesar 3,19 ribu ton.
Perihal belanja alutsista bekas yang disebut Anies, Prabowo mengeklaim bahwa dalam pertahanan hampir 50% alutsista di mana pun adalah bekas, tetapi memiliki usia alat yang masih muda. Anggaran Kemenhan pun tidak hanya digunakan untuk belanja alutsista, tetapi juga untuk keperluan riset, pengembangan, dan kesejahteraan prajurit.