Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2024 tercatat sebesar 0,421. Angka ini turun 0,026 poin dari tahun sebelumnya, menjadi penurunan tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Sejak 2018, IKG Indonesia terus menunjukkan tren penurunan. Dari angka 0,499 pada 2018, perlahan menurun setiap tahun hingga mencapai titik terendah di 2024. Artinya, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai sektor semakin mengecil.
BPS menyebut penurunan IKG ini didorong oleh perbaikan di seluruh dimensi penyusunnya. Peningkatan paling mencolok terjadi pada sektor pasar tenaga kerja. Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja naik menjadi 56,42%, dari 54,52% pada tahun 2023.
Dimensi kesehatan reproduksi juga menunjukkan kemajuan. Proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan pertama kali di bawah usia 20 tahun turun menjadi 0,248 dari 0,258 pada 2023. Selain itu, jumlah perempuan yang melahirkan hidup di luar fasilitas kesehatan juga berkurang menjadi 0,094, dari 0,126 pada 2023.
Dalam dimensi pemberdayaan, keterwakilan perempuan di legislatif naik tipis menjadi 22,46%. Sementara itu, persentase perempuan berpendidikan SMA ke atas naik menjadi 37,64%, sedikit lebih tinggi dibandingkan capaian 2023 yang tercatat 37,60%.
Sebagian besar provinsi di Indonesia turut mencatatkan penurunan IKG. Ini menandakan bahwa upaya kesetaraan gender tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tapi juga menyebar ke berbagai daerah.
Seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT), IKG 2024 tercatat mengalami penurunan 0,026 poin dari tahun 2023, menjadi 0,402.
Kepala BPS NTT, Matamira Bengngu Kale menyebut jika capaian ini jadi tanda berhasilnya kebijakan dan program yang diterapkan oleh pemerintah di tiap daerah.
“Capaian ini menandai bahwa berbagai kebijakan dan program yang diterapkan pemerintah daerah dalam mendorong kesetaraan gender mulai menunjukkan hasil yang positif," sebut Matamira dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025).
Secara keseluruhan, IKG yang terus menurun mencerminkan perbaikan akses dan kesempatan bagi perempuan. Meski pekerjaan rumah masih ada, tren ini menjadi pertanda baik menuju Indonesia yang lebih setara.
Baca Juga: WEF: Kesetaraan Gender Indonesia 2024 Naik 4,88% dalam 19 Tahun