Film dan genre menjadi pasangan yang tak terpisahkan. Alur cerita, plot, karakter, dan pengaturan pada suatu film menjadi elemen penting yang nantinya bisa mengkategorikan sebuah film pada genre tertentu.
Menurut survei yang dilakukan PT. Lokadata melalui aplikasi SurV, drama menjadi genre yang paling mencuri perhatian audiens, dengan persentase sebesar 17%. Genre horor menjadi genre urutan kedua dengan angka mencapai 14%. Film komedi juga menjadi perhatian audiens dengan menunjukan persentase sebesar 12%.
Memiliki angka yang beda tipis dengan komedi, genre aksi menyusul dengan angka 11%. Sementara itu, genre musikal dan fantasi kembar memiliki persentase sebesar 9%. Menariknya, film dengan genre romantis justru terpantau tidak tinggi dengan persentase 7%.
Selaras dengan musikal dan fantasi, genre petualangan dan animasi menduduki posisi selanjutnya dengan persentase 6%. Tak lupa, genre thiller juga muncul dengan persentase 5%. Genre fiksi berada pada posisi ketiga terakhir dengan angka 2%, disusul genre keluarga serta dokumenter masing-masing berada pada 1%.
Menurut ulasan dari Open ScreenPlay, genre memang memainkan peran penting dalam menyampaikan film. Genre membentuk ekspektasi audiens dalam menonton sebuah film. Tanpa genre, audiens tentunya tidak ada rasa antusias selama film berjalan. Genre yang ambigu bahkan tidak jelas akan membuat audiens bingung karena tidak tahu bagaimana harus bereaksi pada film yang ditontonnya.
Selain itu, jika tidak ada kesesuaian antara genre dengan penyampaian film, audiens akan kecewa karena tidak memenuhi ekspektasi yang telah dibangun oleh audiens. Oleh karena itu, genre menjadi faktor penting dalam mendefinisikan sebuah film.
Meski genre menjadi faktor krusial dalam sebuah film, namun audiens memiliki pertimbangan sendiri dalam menoton sebuah film. Maka dari itu, banyak film saat ini memaksimalkan strategi pemasaran apa yang sesuai dengan memberikan hasil yang terbaik.
Baca Juga: Mulai dari Animasi Hingga Aksi, Ini Dia 10 Film Terlaris di 2024