Asupan gizi yang seimbang menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam menunjang kualitas pendidikan siswa. Nutrisi yang cukup memungkinkan siswa untuk lebih berkonsentrasi dan fokus menerima pelajaran.
Hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 42,26% peserta didik Indonesia tidak pernah membawa bekal ke sekolah selama seminggu terakhir ketika survei dilakukan pada 2024. Sebaliknya, hanya 24,61% peserta didik yang rutin membawa bekal ke sekolah setiap hari dan 33,14% yang mengaku kadang-kadang. Bekal ini mencakup makanan dan minuman, baik ringan maupun berat.
Ditinjau per provinsi, Papua Pegunungan jadi provinsi yang siswanya paling tidak pernah membawa bekal, mencapai 83,43% dari total siswa. Masih dari Papua, Papua tengah menyusul dengan 72,39%, diikuti oleh Papua BArat dengan 71,63%.
Nusa Tenggara Timur mengisi urutan keempat dengan 70,54% siswanya yang tidak pernah membawa bekal, diikuti Papua Selatan dengan 68,41% dan Maluku Utara dengan 68,38%. Provinsi lain dari wilayah timur Indonesia mendominasi dalam daftar.
Sebaliknya, provinsi yang siswanya paling rajin membawa bekal dipegang oleh Kepulauan Bangka Belitung, yang 63,26% siswanya membawa bekal setiap hari ke sekolah. DI Yogyakarta menyusul di posisi kedua dengan 51,59%, diikuti oleh Kepulauan Riau dengan 45,78%.
Meski bukan indikator utama, bekal menjadi penting dalam menjamin kecukupan nutrisi peserta didik selama belajar di sekolah. Bekal yang dibawa dari rumah juga cenderung lebih sehat dengan kandungan nutrisi seimbang ketimbang membeli makanan di kantin sekolah. Orang tua dapat mengatur nutrisi yang diberikan pada anaknya melalui bekal, sehingga kesimbangannya lebih terjamin.
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/05/28/1d3b07ea55c4e8d8ce5d5859/statistik-penunjang-pendidikan-2024.html