Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang berkontribusi besar terhadap sektor industri makanan di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan.
Secara total, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor minyak kelapa sawit pada 2023 mencapai US$25.070,8 juta dengan berat 28 juta ton. Namun, pada 2024, total volume ekspor menurun menjadi US$22.903 juta dengan berat 24 juta ton atau turun sekitar 15,3%.
India menjadi negara tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2023 dan 2024. Pada tahun 2023, India mengimpor 5,4 juta ton senilai US$4.512,2 juta kelapa sawit dari Indonesia. Namun sayangnya, terjadi penurunan kebutuhan minyak kelapa sawit di India pada tahun 2024 menjadi 4,2 juta ton atau senilai US$3.918,8 juta. Nilai ekspor ke negara ini tercatat turun sebesar 13,32%, mencerminkan melemahnya permintaan atau penyesuaian harga di pasar India.
Penurunan juga terjadi pada ekspor ke China, dengan berat ekspor turun dari 5,4 juta ton dengan nilai ekspor US$4.670,9 pada 2023 menjadi 3,6 juta ton dengan nilai ekspor US$3.400,8 juta. Penurunan nilai sebesar 27,19% menjadikan China sebagai pasar dengan kontraksi terbesar di antara lima negara utama tujuan ekspor minyak kelapa sawit.
Sementara itu, Pakistan menunjukkan tren berbeda. Pada 2023 berat ekspor tercatat sebesar 2,5 juta ton dengan nilai US$2.186,4 juta dan meningkat menjadi 3 juta ton dengan nilai ekspor US$2.785,4 juta pada tahun 2024. Kenaikan nilai sebesar 27,40% ini menjadikan Pakistan sebagai satu-satunya pasar utama yang mencatatkan pertumbuhan ekspor signifikan pada tahun 2024.
Seperti halnya India dan China, ekspor ke Amerika Serikat juga mengalami penurunan dari 2 juta ton (US$1.761,6 juta) pada tahun 2023 menjadi 1,6 juta ton (US$1.557,6 juta) pada 2024, dengan penurunan nilai sebesar 11,58%.
Hal serupa terjadi pada ekspor ke Bangladesh, yang turun dari 1,4 juta ton (US$1.168,2 juta) menjadi 1 juta ton (US$963,9 juta), atau setara penurunan sebesar 17,49%.
Secara umum, data ini menunjukkan adanya penyesuaian permintaan global terhadap minyak kelapa sawit Indonesia, khususnya di negara-negara utama tujuan seperti India dan China. Namun demikian, peningkatan ekspor ke Pakistan memberikan sinyal positif akan upaya diversifikasi pasar ekspor yang mulai menunjukkan hasil.
Baca Juga: Indonesia Jadi Produsen Minyak Kelapa Sawit Terbesar di Dunia
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/07/60d9e9fbe50bcd95323977ba/analisis-komoditas-ekspor--2020-2024--sektor-pertanian--industri--dan-pertambangan.html