Menurut hasil perhitungan sensus penduduk yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) total penduduk Indonesia hingga kini mencapai 284,44 juta jiwa. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka ini mengalami kenaikan sekitar 3 juta jiwa dari semula sebesar 281,60 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara populasi penduduk terpadat nomor 4 sedunia.
Dalam penyajian datanya, BPS melakukan kategorisasi berdasarkan kelompok umur yang dibagi ke dalam 16 bagian dengan rincian sebagai berikut:
- Kelompok umur 0-4 tahun: 22,75 juta jiwa (8%)
- Kelompok umur 5-9 tahun: 21,95 juta jiwa (7,72%)
- Kelompok umur 10-14 tahun: 22.02 juta jiwa (7,74%)
- Kelompok umur 15-19 tahun: 22,09 juta jiwa (7,77%)
- Kelompok umur 20-24 tahun: 22,16 juta jiwa (7,79%)
- Kelompok umur 25-29 tahun: 22,51 juta jiwa (7,91%)
- Kelompok umur 30-34 tahun: 22,19 juta jiwa (7,8%)
- Kelompok umur 35-39 tahun: 21,72 juta jiwa (7,64%)
- Kelompok umur 40-44 tahun: 20,68 juta jiwa (7,27%)
- Kelompok umur 45-49 tahun: 19,63 juta jiwa (6,9%)
- Kelompok umur 50-54 tahun: 17,60 juta jiwa (6,19%)
- Kelompok umur 55-59 tahun: 15,17 juta jiwa (5,33%)
- Kelompok umur 60-64 tahun: 12,36 juta jiwa (4,35%)
- Kelompok umur 65-69 tahun: 9,27 juta jiwa (3,26%)
- Kelompok umur 70-74 tahun: 6,34 juta jiwa (2,23%)
- Kelompok umur 75 tahun ke atas: 5,97 juta jiwa (2,1%)
Proporsi terbesar diisi oleh kelompok umur pertama, yaitu 0-4 tahun dengan total 22,75 juta penduduk. Adapun rincian jenis kelaminnya ialah sebanyak 11,61 juta jiwa (51%) laki-laki dan 11,15 juta jiwa (49%) perempuan.
Sedangkan proporsi terkecil sebanyak 5,97 juta jiwa dari kelompok umur 75 tahun ke atas, dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 2,6 juta jiwa (44%) dan perempuan sebanyak 3,36 juta jiwa (56%).
Dalam data CIA pada jajaran negara se-Asia Timur dan Tenggara, Indonesia menempati peringkat ke-8 dengan estimasi angka kelahiran senilai 1,96 yang berarti sebanyak 1,96 anak lahir dari setiap perempuan. Angka ini tergolong di atas rata-rata.
Sebelum berdampak pada bonus demografi Indonesia mendatang, pengendalian laju kelahiran bukan hanya urusan rumah tangga atau kampanye keluarga berencana semata, melainkan harus dilihat sebagai bagian dari strategi nasional jangka panjang.
Baca Juga: Tren Tingkat Kelahiran di Dunia, Indonesia Peringkat 5 di ASEAN