ISBN adalah kependekan dari International Standard Book Number yang digunakan sebagai nomor identitas buku yang dirilis oleh penerbitan secara umum. Setiap buku yang terdaftar dengan ISBN memiliki nomor unik yang berbeda satu sama lain.
Selama beberapa tahun terakhir, jagat maya khususnya pecinta buku banyak menyuarakan buku ber-ISBN yang dicetak penerbit Indonesia. Menurut pembaca, perusahaan penerbit di Indonesia cenderung boros terhadap ISBN. Secara internasional, Indonesia memang termasuk 10 negara teratas dengan jumlah ISBN terbanyak yang terdaftar pada 2022.
Jumlah ISBN paling banyak yang dirilis atas izin Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terjadi pada 2021. Saat itu, hampir 160 ribu ISBN terdaftar, 147 ribu di antaranya adalah buku.
Sebelumnya, peningkatan jumlah ISBN Indonesia terus terjadi. Pada 2019, ada 123 ribu ISBN yang diterbitkan Perpusnas. Meskipun dikepung pandemi, jumlah ISBN justru terus meningkat pada 2020 mencapai 144 ribu dalam setahun.
Baru pada 2022 jumlah ISBN mengalami penurunan. Perdebatan tentang krisis ISBN Indonesia saat itu mulai meningkat. Sepertiga dari jumlah ISBN berkurang dari tahun sebelumnya. Hanya ada 107,8 ribu ISBN didaftarkan, dengan jumlah buku 98 ribu dalam setahun.
Tahun berikutnya, hanya ada sedikit peningkatan dalam jumlah ISBN yang dikeluarkan, yaitu 108 ribu ISBN dengan 99 ribu buku.
Memasuki paruh kedua 2024, sudah ada 70 ribu ISBN yang diterbitkan, 65 ribu di antaranya terdaftar untuk buku. Penerbitan ISBN terbanyak dilakukan pada Januari sebanyak 11 ribu. Sebaliknya, Perpusnas menerbitkan ISBN paling sedikit pada April sebanyak 5 ribu ISBN terdaftar.
Baca Juga: IKAPI Rilis Daftar Toko Buku Bajakan, Yogyakarta Mendominasi