Potensi energi surya di Indonesia dapat mencapai hampir 3.000 GW, terutama terkonsentrasi di beberapa wilayah seperti Jawa Timur, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Berdasarkan analisis IRENA dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG), radiasi harian rata-rata di Indonesia berkisar antara 4 kWh hingga 5,8 kWh per meter persegi.
Di Indonesia, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan sumber energi terbarukan terbesar dengan potensi kapasitas sekitar 75 GW. Meskipun demikian, potensi tersebut dapat mencapai hingga 94,3 GW menurut estimasi lainnya.
PLN juga terus mengembangkan sistem panel surya berkapasitas besar, dengan memanfaatkan waduk pembangkit listrik tenaga air mereka untuk panel surya terapung. PLN memperkirakan potensi panel surya terapung sebesar 612 MW, di antaranya adalah 100 MW di Wonogiri, Jawa Tengah, 122 MW masing-masing di Karangkates dan Tulung Agung, Jawa Timur, dan 100 MW di Jatiluhur, Jawa Barat.
Salah satu proyek yang sedang dikembangkan adalah proyek panel surya terapung di cekungan Cirata, dengan rating 145 MWp. Pada tahun 2019, sebuah peternakan panel surya di Likupang, Sulawesi Utara, mengklaim sebagai yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 21 MWp. Kota Batam juga memiliki rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di dunia dengan rating sebesar 2,2 GWp seluas 650 hektar di cekungan Duriangkang. Proyek ini adalah hasil kerja sama antara BP Batam dan SunSeap Group Corp. dari Singapura.