Kepuasan Warga Jakarta terkait Penanganan Kemacetan dan Polusi Masih Rendah

Selain macet dan polusi udara, ketimpangan ekonomi, penanganan premanisme, dan aman dari tindak kriminal menjadi catatan besar untuk Pemprov Jakarta.

Kinerja Pemprov Jakarta dengan Kepuasan Terendah

(Juni 2025)
Ukuran Fon:

Detik demi detik Jakarta terus bergerak menuju kota yang lebih modern dan global. Namun di balik deretan proyek pembangunan dan ambisi tata kota masa depan, realitas di lapangan menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, terutama dalam hal yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari warganya, yaitu kemacetan dan polusi udara. 

Survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 10–14 Juni 2025 terhadap 400 responden mencatat penilaian terhadap sejumlah aspek pelayanan publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah dua yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat kepuasan warga terhadap dua masalah klasik ibu kota tersebut.

Hanya 27,4% responden yang merasa puas terhadap penanganan kemacetan di Jakarta, menjadikannya aspek dengan tingkat kepuasan paling rendah. Tak jauh berbeda, pengendalian polusi udara hanya memperoleh tingkat kepuasan 30,1%. Kedua masalah ini seolah menjadi benang kusut yang belum juga terurai meski berbagai kebijakan telah dijalankan.

Selain itu, beberapa aspek lain juga mendapat kepuasan yang relatif rendah, seperti ketimpangan ekonomi 33,3%, penanganan premanisme 41,4%, dan keamanan dari tindak kriminal sebesar 43,2%. Penanganan sampah dan limbah pun masih menjadi sorotan dengan angka 46,7%, disusul penertiban bangunan liar 49,2% dan penanggulangan banjir 54,7%. 

Kondisi ini menjadi catatan penting di tengah ambisi Jakarta untuk bertransformasi menjadi kota global. Kota kelas dunia bukan hanya tentang pusat bisnis bertingkat dan teknologi canggih, tetapi juga tentang aksesibilitas, kenyamanan lingkungan, dan kualitas hidup warganya.

Menanggapi beragam persoalan yang masih menjadi sorotan publik, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan terbuka terhadap kritik dari warga. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung membuka kritik selebar-lebarnya dan secara terbuka jika ada kebijakan yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.

“Kami mohon doanya dan kami mohon dukungannya. Dan kami mohon kalau ada yang tidak sesuai, dikritik sekeras-kerasnya. Bagi saya dan Bang Doel kritik adalah vitamin,” ucap Pramono dalam silaturahmi bersama DPD PDI Perjuangan di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, pada Minggu (27/04/2025) dikutip dari Tempo.

Survei ini memperlihatkan bahwa harapan warga Jakarta nyatanya cukup sederhana, yaitu bisa bergerak tanpa macet dan menghirup udara yang layak. Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan berbagai program mangkrak di pinggir jalan, suara-suara ini jangan sampai tenggelam. Pembangunan yang mengabaikan keseharian warga hanya akan membentuk kota yang besar dari luar tapi sesak di dalam.

Baca Juga: Jakarta Collaboration Fund, Strategi Baru Jakarta Incar Top 50 Kota Global

Sumber:

https://www.kompas.id/artikel/survei-litbang-kompas-tantangan-jakarta-menuju-kota-global

https://www.tempo.co/politik/pramono-anung-kritik-saya-sekeras-kerasnya-kalau-ada-kebijakan-tak-sesuai-1267437

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook