Menghimpun data survei mengenai kesejahteraan guru yang merupakan kolaborasi antara Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan Dompet Dhuafa, sebanyak 55,8% dari responden yang disurvei mengaku memiliki pekerjaan sampingan. Survei tersebut berhasil mengumpulkan 403 suara, yang berarti lebih dari 200 responden memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi guru.
Sebanyak 39,1% responden mengaku juga bekerja sebagai guru bimbel atau les. Tidak hanya itu, 29,3% lainnya turut mencari uang sambil berdagang. Ada pula yang bekerja sebagai petani (12,8%), buruh (4,4%), content creator (4%), hingga pengemudi ojek online (3,1%).
Adapun pekerjaan sampingan ini dilakukan untuk menambah penghasilan guru. Berdasarkan survei yang sama, diketahui bahwa 89% guru merasa penghasilannya dari mengajar masih pas-pasan untuk bertahan hidup. Bagaimana tidak, 20% guru saja masih memperoleh gaji di bawah Rp500 ribu per bulannya, yang mana tentu nominal tersebut takkan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dari seorang guru.
Peneliti IDEAS Muhammad Anwar menyebutkan bahwa mayoritas guru masih belum memperoleh upah yang layak, bahkan upahnya masih lebih rendah dibandingkan UMK yang berlaku di daerahnya bekerja.
"Ini artinya, di daerah dengan biaya hidup terendah sekalipun para guru terutama guru honorer masih harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” ujar Anwar pada Selasa (21/05/2024).
Adapun survei terkait kesejahteraan guru ini diadakan dalam rangka merayakan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tangga; 2 Mei 2024. Survei ini berhasil mengumpulkan 403 responden yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa (291 orang).
Sebanyak 123 responden adalah guru PNS, 118 adalah guru tetap yayasan, 117 adalah guru honorer, dan 45 orang lainnya adalah guru PPPK.
