Mayoritas Pengguna Ojek Online Berasal dari Golongan Ekonomi Bawah

Litbang Kompas menyebutkan bahwa hanya 3% pengguna ojek atau taksi online yang berasal dari kalangan atas.

Pengeluaran Per Kapita Pengguna Ojek dan Taksi Online

(Tahun 2025)
Ukuran Fon: 14px

Cukup mudah menemukan ojek atau taksi online di berbagai sudut kota. Layanan transportasi berbasis aplikasi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari mobilitas masyarakat urban. Dari perjalanan ke stasiun hingga ke kantor, kehadirannya menawarkan kecepatan, fleksibilitas, dan kemudahan. Lantas, dari golongan manakah yang paling sering menggunakan ojek atau taksi online?

Survei Litbang Kompas yang dilakukan pada Maret 2025 terhadap 200 responden pengguna ojek atau taksi online di wilayah Jabodetabek memberikan gambaran menarik. Hasilnya, sebesar 59,5% pengguna berasal dari golongan ekonomi bawah dengan pengeluaran per kapita bulanan di bawah Rp1,5 juta. Selanjutnya sebanyak 31% pengguna berasal dari golongan menengah bawah (Rp1,5 juta–Rp2,5 juta), 6,5% dari kalangan menengah atas (Rp2,5 juta–Rp3,5 juta), dan hanya 3% dari kalangan atas (lebih dari Rp3,5 juta).

Tingginya ketergantungan kalangan ekonomi bawah terhadap layanan ini dapat dijelaskan dari beberapa sisi. Aksesibilitas menjadi faktor utama layanan ojek dan taksi online tersedia hampir di semua wilayah, bahkan di tempat yang tidak dijangkau moda transportasi umum. Selain itu, kemudahan pemesanan lewat aplikasi, fleksibilitas rute, dan ketersediaan promo dan diskon turut mendorong partisipasi di kalangan pengguna ojek atau taksi online dengan keterbatasan opsi transportasi.

Namun, ketergantungan ini juga menimbulkan konsekuensi. Bagi kelompok berpenghasilan rendah, pengeluaran harian untuk transportasi bisa menyedot sebagian besar anggaran bulanan, terutama jika tarif sedang tinggi atau promo terbatas. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menjadi beban tak kasat mata yang memengaruhi kondisi finansial rumah tangga.

Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian bagi pembuat kebijakan di sektor transportasi dan ekonomi digital. Ketika kelompok paling rentan secara ekonomi justru menjadi pengguna paling aktif, penting untuk memastikan bahwa layanan ini tetap inklusif, terjangkau, dan tidak memperbesar jurang ketimpangan moda transportasi satu dan moda transportasi yang lainnya.

Baca Juga: Mayoritas Pelajar RI Gunakan Kendaraan Pribadi ke Sekolah

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook