Pemilahan sampah adalah salah satu cara efektif untuk mendukung pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Meski tingkat partisipasi masyarakat dalam memilah sampah masih terbilang rendah, survei GoodStats menunjukkan adanya kesadaran yang mulai tumbuh terhadap pentingnya langkah ini.
Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 31,4% responden mengaku telah memilah sampah, meski 48,1% lainnya tercatat hanya kadang-kadang dan sisanya tidak pernah.
Sebanyak 57,1% responden menyebut alasan utama mereka memilah sampah adalah untuk mempermudah proses pengelolaan sampah. Pemilahan sejak awal memang membantu mempercepat dan mempermudah pengolahan limbah, terutama di tempat pembuangan akhir (TPA) atau fasilitas daur ulang. Memilah antara sampah basah dan kering membuat proses pengolahan menjadi lebih efisien dan berpotensi mengurangi volume sampah yang tidak tertangani.
Selain itu, sebanyak 18,3% responden memilah sampah dengan tujuan agar limbah tertentu dapat didaur ulang. Alasan ini menunjukkan adanya kesadaran akan nilai sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali. Sampah seperti plastik, kertas, dan logam memiliki potensi untuk diolah menjadi produk baru, sehingga membantu mengurangi eksploitasi sumber daya alam.
Sementara itu, 12,3% menyatakan alasan mereka memilah sampah hanya untuk mematuhi aturan yang berlaku, kemudian 4,3% responden lainnya memilah sampah agar tidak menimbulkan bau dan lingkungan yang tercemar, dan 3% responden memilah sampah karena memperhatikan alasan kesehatan yakni untuk mengurangi penyebaran penyakit.
Meski persentase masyarakat yang konsisten memilah sampah belum maksimal, data ini memberikan sinyal positif terkait meningkatnya perhatian masyarakat terhadap konsep keberlanjutan dan pengurangan limbah. Responden yang memilah sampah bukan hanya berkontribusi pada lingkungan, tetapi juga mendorong terciptanya sistem pengelolaan limbah yang lebih efektif.
Untuk meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah yang lebih baik, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Penyediaan infrastruktur, seperti tempat sampah terpisah di berbagai lokasi strategis, serta edukasi mengenai pentingnya daur ulang, dapat menjadi langkah awal. Selain itu, insentif bagi mereka yang aktif memilah sampah juga bisa mendorong lebih banyak orang untuk berkontribusi.
Melalui upaya yang konsisten, pemilahan sampah dapat menjadi kebiasaan yang meluas di masyarakat. Langkah kecil ini memiliki dampak besar dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan menciptakan dunia yang lebih hijau untuk generasi mendatang.
Adapun survei GoodStats bertajuk Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 ini dilakukan pada 7-16 November 2024 dengan melibatkan 1.000 responden secara online. Survei kemudian diperkuat dengan focus group discussion (FGD) dengan perwakilan sampel.
Baca Juga: Pemilahan Sampah Basah dan Kering Masih Jadi PR Besar di Indonesia