Pada tahun 2018, terjadi penurunan volume ekspor teh di Indonesia sebesar 9,5%, hingga mencapai total volume 49.038 ton. Nilai tersebut setara dengan US$108,451 juta. BPS mengungkapkan di tahun 2019, kembali terjadi penurunan volume ekspor teh sebesar 12,7% hingga ke total volume sebesar 42.811 ton, setara dengan US$92,347 juta. Sebagai salah satu komoditi sektor perkebunan yang diunggulkan, penurunan ini jelas mempengaruhi perkembangan ekonomi Indonesia saat itu.
Untungnya, di tahun 2020, terjadi kenaikan volume ekspor teh sebesar 5,7% mencapai 45.265 ton, setara dengan US$96,323 juta. Meski sempat kembali turun di tahun 2021, ekspor teh Indonesia di tahun 2022 kembali naik dengan total volume sebanyak 44.979 ton atau setara dengan US$89,99 juta.
Selama 5 tahun ke belakang, mayoritas produk teh yang diekspor dari Indonesia adalah produk teh hitam. Di tahun 2022, terdapat total 39.948 ton teh hitam yang diekspor, setara dengan 88,8% dari volume ekspor nasional total. Sementara itu, komoditi lainnya yang banyak diekspor adalah teh hijau. Di tahun 2022, Indonesia mengekspor sebanyak 5.030 ton teh hijau, setara dengan 11,2% volume ekspor total.
Hingga saat ini, produk teh Indonesia telah diekspor ke berbagai belahan dunia, mulai dari benua Asia hingga Eropa. Terdapat total 61 negara yang menjadi pasar teh Indonesia. Di tahun 2022 lalu, Malaysia menjadi negara tujuan ekspor teh terbesar dari Indonesia, mencapai 8.569 ton atau setara dengan 19,1% dari total ekspor nasional.