Listrik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Konsumsi listrik dapat menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. Listrik dibutuhkan untuk mendukung berbagai sektor seperti industri, transportasi, dan rumah tangga yang terus meningkat setiap tahunnya.
Rata-rata konsumsi listrik di ASEAN adalah sebesar 3.896 kilowatt-hour (kWh) per kapita. Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN, rata-rata konsumsi listrik Indonesia tercatat sebesar 1.337 kWh per kapita. Angka tersebut masih jauh di bawah rata-rata konsumsi di negara ASEAN.
Meskipun demikian, Indonesia terus mengalami peningkatan konsumsi listrik setiap tahunnya. Pemerintah menetapkan target konsumsi sebesar 1.408 kWh per kapita pada tahun 2024.
Masalah utama terkait konsumsi listrik di Indonesia adalah mengenai pemerataan. Pemerintah harus bisa menyediakan kebutuhan listrik untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Pasalnya, konsumsi listrik di Jakarta sudah hampir menyusul angka konsumsi listrik di Malaysia.
"Kalau dibandingkan dengan Jakarta, kita sudah sama dengan Malaysia ya. Jakarta itu sudah 5.000-an (kWh per kapita), jadi sudah cukup bagus. Ada juga negara seperti Brunei Darussalam yang sudah 10.500 kWh per kapita, itu bedalah ya, Singapura juga, karena negaranya kecil," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman, mengutip Valid News.
Sementara itu, Singapura, Brunei, Thailand, Malaysia, Laos, dan Vietnam memiliki rata-rata konsumsi listrik yang berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan Indonesia. Di sisi lain, Indonesia lebih unggul dibandingkan dengan Filipina, Myanmar, Kamboja, serta Timor Leste.
Baca Juga: Indonesia Masih Oversupply Listrik, PLTU Produksi Terbanyak