Dalam semua pemerintahan, menjadi penting untuk menyeimbangkan perekonomian setiap negara baik dari dalam maupun luar negerinya. Berbagai pemerintahan mencoba untuk selalu menyeimbangkan neraca perdagangannya, dengan cara membuat ekspor menjadi lebih tinggi dibanding impor untuk meningkatkan pemasukan negara tersebut. Atau, pemerintah tersebut paling tidak membuat neraca perdagangannya seimbang antara nilai ekspor dibanding nilai impornya.
Hal ini juga berlaku di Indonesia. Sebuah rilis terbaru dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk Berita Resmi Statistik No. 67/10/Th. XXVI, 16 Oktober 2023. Rilis ini mengungkap perkembangan nilai impor yang masuk ke Indonesia dalam waktu terakhir.
Data tersebut menjelaskan bahwa nilai impor Indonesia pada Bulan September 2023 turun dibanding bulan sebelumnya. Penurunan yang terjadi sebesar -8,15%, dari US$18.879 juta pada Agustus 2023, menjadi US$17.341,5 juta.
Secara komposisi impor, impor di Indonesia pada September 2023 didominasi oleh sektor nonmigas senilai US$14.012,9 juta. Sementara itu nilai impor sektor migas Indonesia pada September 2023 berada di angka US$3.328,6 juta.
DI sektor migas, hasil minyak mendominasi impor dengan nilai US$1.820,6, kemudian dilanjut minyak mentah senilai US$1.283,1 juta. Pada bulan ini juga, impor komoditas gas dilakukan dan bernilai US$224,9 juta.
Hal ini membawa optimisme baru akan cita-cita surplusnya neraca perdagangan Indonesia, yang akan membawa negara Indonesia menjadi negara industri berorientasi ekspor kelas dunia.