Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional merupakan sebuah asesmen yang dirancang oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk mengukur capaian pendidikan suatu negara.
Pada asesmennya yang dilaksanakan tiga tahun sekali, PISA mengukur tingkat literasi membaca, matematika, dan sains pada peserta didik usia 15 tahun. Sampel penilaiannya pun dipilih secara acak oleh pihak OECD. Penilaian PISA di Indonesia tercatat melibatkan sekitar 14.000 siswa.
Apabila membandingkan dengan skor PISA Indonesia pada asesmen sebelumnya, skor PISA Indonesia pada 2022 cukup mengalami penurunan. Bahkan, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 menjadi yang terendah di antara skor PISA tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar 359.
Sebelumnya, pada 2009 Indonesia pernah mencatatkan skor PISA literasi membaca sebesar 402. Angka ini cukup tinggi apabila dibandingkan dengan skor-skor lainnya.
Pada kategori literasi matematika, Indonesia mencatatkan skor PISA 2022 sebesar 366. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak 2006.
Sementara itu, pada literasi, sains skor PISA 2022 Indonesia adalah sebesar 383. Skor ini cenderung stabil jika dibandingkan skor-skor terdahulu.
Penurunan skor Indonesia pada PISA 2022 tak ayal disebabkan oleh ketertinggalan pembelajaran atau learning loss akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, secara internasional pun negara-negara lain juga mengalami penurunan rata-rata skor PISA karena keterbatasan proses belajar mengajar.
Meskipun skor PISA 2022 Indonesia mengalami penurunan, tetapi peringkat PISA Indonesia tampak naik. Hal ini disebabkan penurunan rata-rata skor PISA Indonesia yang cenderung lebih sedikit dari negara-negara lain.
Mengenai penurunan skor PISA 2022 Indonesia, Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menekankan untuk mengambil sisi positif dan membuat kebijakan yang komprehensif.
"Dengan keunikan karakter (bangsa) kita, apakah kita harus mengacu pada PISA? (dari OECD) enggak memaksa kok dan juga tidak mendikte negara untuk harus begini atau begitu. Beberapa hal memang perlu dibenahi. Kita tetap ambil pikiran yang positif (dari pertemuan ini) untuk rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan (kepada pemerintah)," jelas Fikri sebagaimana disampaikan dalam situs resmi DPR RI.