Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah memperbaharui data perkembangan ekspor dan impor Indonesia untuk periode Februari 2024 melalui berita resmi statistiknya pada Jumat (15/03/2024) silam.
Pada Februari 2024 nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$19,31 miliar atau setara Rp302,39 triliun. Angka ini telah mengalami penurunan sebesar 9,45% dibandingkan data tahun sebelumnya, yaitu Februari 2023.
Industri pengolahan menjadi ekspor Indonesia dengan nilai tertinggi, angkanya mencapai US$13,64 miliar atau menyumbang 70,65% dari nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan.
Hasil ini diikuti dengan ekspor pertambangan dan lainnya (US$4,06 miliar), ekspor migas (US$1,22 miliar), serta ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan (US$394,9 juta).
Selain itu, BPS juga mencatat Tiongkok menjadi negara tujuan untuk ekspor nonmigas terbesar pada periode Februari 2024 yang nilainya mencapai US$4,06 miliar, disusul Amerika Serikat (US$2,10 miliar), India (US$1,53 miliar), dan Jepang (US$1,51 miliar).
Adapun untuk nilai impor Indonesia pada Februari 2024 mencapai angka US$18,44 miliar atau setara Rp288,74 triliun. Angka ini telah meningkat sebesar 15,84% dibandingkan pada Februari 2023. Meski demikian, dibandingkan data Januari 2024, nilai impor Indonesia telah turun sebesar 0,29%.
Bahan baku menjadi impor Indonesia dengan nilai tertinggi, yaitu sebesar US$13,3 miliar atau menyumbang 72,14% dari total nilai impor Indonesia secara keseluruhan.
Hasil ini diikuti dengan barang modal yang nilai impornya mencapai US$3,27 miliar dan barang konsumsi yang nilai impornya mencapai US$1,86 miliar.
Pada periode Januari-Februari 2024, BPS juga mencatat Tiongkok, Jepang, dan Thailand sebagai tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar. Di mana nilai impor dari Tiongkok mencapai angka US$11,87 miliar, diikuti Jepang (US$2,24) miliar, dan Thailand (US$1,87 miliar).