Potensi Pencapaian Target SDG Melalui Perbaikan Indeks Kesetaraan Gender Indonesia

Ada penurunan Indeks Kesetaraan Gender sebesar 10,42% selama periode 2018-2023. Namun, masyarakat dan pemerintah masih harus fokus mencapai target SGD di 2030.

Indeks Ketimpangan Gender Indonesia 2018-2023

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah target global yang ditetapkan pada tahun 2015 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dicapai pada tahun 2030, dengan salah satu tujuannya berfokus pada kesetaraan gender (SDG 5). Meskipun Indonesia telah mengalami sejumlah perbaikan dalam Indeks Ketimpangan Gender (IKG) dari tahun 2018 hingga 2023, tantangan masih tetap ada.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan IKG sebesar 10,42% dari 0,499 menjadi 0,447 selama 2018-2023. Adapun indeks ini disusun atas tiga dimensi, yakni kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja.

Di tahun 2023 lalu, dimensi kesehatan reproduksi mengalami penurunan dibandingkan dengan 2022. Dimensi kesehatan reproduksi dinilai berdasarkan proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20). Ada penurunan MTF sebesar 41,12% pada sejak 2018 sampai 2023, di mana penurunan ini signifikan dan terus-menerus terjadi setiap tahun.

Kemudian, dimensi pemberdayaan dibentuk oleh 2 indikator, yaitu persentase perempuan yang menjadi anggota legislatif dan persentase penduduk ≥25 tahun yang berpendidikan SMA ke atas. Di tahun 2023, jumlah perempuan yang menjadi anggota parlemen meningkat sebesar 4,82% sejak 2018. Sebaliknya, ada penurunan 4,82% pada jumlah anggota parlemen laki-laki dalam periode yang sama.

Dalam hal persentase penduduk perempuan dengan usia ≥25 tahun yang berpendidikan SMA ke atas, juga ada peningkatan yang signifikan sebesar 6,61%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan peningkatan persentase penduduk laki-laki dengan kategori yang sama, yaitu senilai 4,35%.

Bila dilihat dari tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, selama 2018-2023 diperoleh peningkatan dari 51,8% menjadi 54,52%. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki juga mengalami peningkatan dari 82,8% pada 2018 menjadi 84,26% pada 2023. Meskipun kedua gender mengalami peningkatan, terdapat perbedaan peningkatan sebesar 1,26%, yang diungguli oleh angkatan kerja perempuan.

Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus memantau dan meningkatkan isu kesetaraan gender, terutama dalam dimensi kesehatan reproduksi. Dengan langkah-langkah berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih baik dan sejalan dengan target SDG 2030.

Baca Juga: Mengukur Indeks Ketimpangan Gender di Indonesia

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook