Prabowo Klaim Alutsista Indonesia Bekas Tapi Masih Muda, Bagaimana Datanya?

Berdasarkan generasinya, 65% alutsista aktif Indonesia masuk dalam kategori lawas dan sangat lawas.

Anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) belakangan menjadi sorotan pasca dibahas dalam debat capres-cawapres ketiga pada Minggu (7/1/2024) yang mengangkat tema bidang pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.

Pada awal pemaparan visi-misinya, capres nomor urut satu, Anies Baswedan, menyinggung soal anggaran belanja Kemenhan yang mencapai Rp700 triliun dan digunakan untuk belanja alutsista bekas. Sementara itu, di sisi lain masih banyak tentara yang tidak memiliki rumah. 

Menanggapi hal tersebut, calon presiden nomor urut dua yang sekaligus menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mengatakan bahwa klaim soal alutsista menyesatkan. 

“Tidak pantas seorang profesor ngomong-ngomong begitu karena dalam pertahanan hampir 50% alat-alat di mana pun adalah bekas, tapi usianya masih muda,” jelas Prabowo malam itu. 

Melansir data International Institute for Strategic Studies (IIS), sebanyak 65% alutsista di Indonesia merupakan alat generasi di atas tahun 2000. Sebesar 29% di antaranya masuk dalam kategori generasi alutsista sangat lawas, yakni rentang pra-1950 hingga 1960 dan 36% lainnya termasuk dalam kategori lawas atau generasi 1970-1990.

Sementara itu, hanya 35% dari alutsista aktif Indonesia yang termasuk dalam kategori persenjataan mutakhir, yakni alutsista generasi 2000 dan 2010.

Apabila diidentifikasi berdasarkan jenisnya, alutsista berupa kendaraan lapis baja, sistem pertahanan udara dan artileri menjadi persenjataan dengan komposisi usia di atas 30 tahun terbanyak. Tercatat hingga lebih 60% dari alutsista jenis sistem pertahanan udara berusia lebih dari 30 tahun. 

Hal ini dapat berdampak pada besarnya kebutuhan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) untuk perpanjangan masa pakai alutsista. Sementara itu, jenis alutsista dengan komposisi usia 0-5 tahun mendominasi jenis alutsista kapal selam. Hampir 70% alutsista jenis ini merupakan persenjataan mutakhir.

Ada pun terkait anggaran sebesar Rp700 triliun, data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa selama periode 2020-2024 anggaran Kemenhan tercatat sebesar Rp692,92 triliun. Jumlah tersebut tidak seluruhnya digunakan untuk belanja alutsista bekas, tetapi juga dialokasikan untuk pengembangan SDM, riset, hingga kesejahteraan prajurit.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook