Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS, persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak tahun 2023 di Indonesia adalah 82,36%. Artinya terdapat 17,64% rumah tangga yang belum memiliki sanitasi layak. Tercatat terdapat 15 provinsi yang persentasenya berada di bawah rata-rata.
Provinsi dengan persentase terendah adalah Papua dengan nilai 43%. Sebagian besar akses sanitasi layak berada di wilayah perkotaan dengan persentase 85,38%. Sementara itu, di pedesaan proporsinya hanya sebesar 25,58%. Artinya hanya ada 1 dari 4 rumah di pedesaan Papua yang telah memiliki akses sanitasi layak.
Rendahnya tingkat sanitasi di Papua diakibatkan oleh tingginya angka Buang Air Sembarangan (BABS). Dilansir dari Kompas, Dinas Kesehatan Papua, Reza Hendrawan, menyatakan bahwa permasalahan ini berkaitan erat dengan norma sosial yang ada di sana. Masyarakat Papua masih memiliki kebiasaan dan kepercayaan turun temurun. Contohnya seperti kepercayaan bahwa jamban tidak boleh digunakan oleh lintas generasi tertentu dalam keluarga. Sebagian masyarakat juga masih menganggap jamban sebagai hal menjijikkan karena mengumpulkan kotoran orang-orang dalam satu tempat.
Provinsi dengan persentase terendah berikutnya adalah Sumatra Barat. Hanya 70,97% rumah tangganya yang telah memiliki akses sanitasi layak. Di provinsi tersebut, rumah tangga di wilayah perkotaan yang telah memiliki sanitasi layak berjumlah 75,35%. Sementara itu, persentase di wilayah pedesaan berjumlah 66,58%.
Data dari BPS Sumatra Barat menunjukkan bahwa masih ada wilayah yang memiliki persentase akses sanitasi layak kurang dari 50%, yaitu Kabupaten Pasaman dengan persentase 46,74%. Angka BABS di daerah ini masih cukup tinggi. Dilansir dari Sumbar Satu, Wakil Bupati Pasaman Barat periode 2021-2024, Risnawanto, menyatakan bahwa masih ada 14.000 kepala keluarga yang perlu diedukasi akan pentingnya menghentikan perilaku BABS.
Provinsi dengan akses sanitasi layak yang masih rendah selanjutnya adalah Jawa Barat. Provinsi ini sekaligus menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang berada di bawah rata-rata nasional. Persentase rumah tangga di Jawa Barat yang telah memiliki akses sanitasi layak hanya 74,88%, dengan persentase wilayah perkotaan sebesar 73,78%, dan persentase wilayah pedesaan sebesar 78,80%. Uniknya, persentase di wilayah perkotaan justru lebih kecil daripada persentase di wilayah pedesaan.
Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya menjadi dua kota dengan sanitasi terburuk. Data dari BPS Jawa Barat menunjukkan bahwa Kota Bandung memiliki persentase sebesar 56,01% dan Kota Tasikmalaya sebesar 56,25%. Pemprov Jawa Barat menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang membuang limbah toiletnya secara langsung ke sungai. Keterbatasan lahan menjadi kendala dalam membangun septic tank pribadi maupun komunal.
Setelah provinsi Jawa Barat, terdapat provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Aceh, dan Kalimantan Barat dengan persentase kurang dari 80%. Provinsi selanjutnya telah memiliki persentase lebih dari 80% tapi masih di bawah rata-rata nasional, yaitu Bengkulu, Sumatera Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.
Baca Juga: PR Besar: RI Masuk Jajaran Negara dengan Sanitasi Air Terburuk di Asia