Proyeksi emisi adalah perkiraan tentang jumlah emisi gas rumah kaca (GHG) yang akan dihasilkan dalam jangka waktu tertentu di masa depan. Ada beberapa model proyeksi emisi yang digunakan untuk memprediksi tingkat emisi GHG di masa depan, termasuk CPOS (Climate Policy Observer System), TRNS (Technology and Regional Integrated Assessment of Climate Change), dan LCCP (Low Carbon Cities Program).
CPOS adalah model proyeksi emisi yang dikembangkan oleh European Commission Joint Research Centre. Model ini digunakan untuk memprediksi dampak dari kebijakan iklim pada tingkat emisi GHG di Uni Eropa dan negara-negara anggota lainnya. CPOS memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi emisi GHG, termasuk produksi energi, transportasi, pertanian, dan industri. Model ini juga memperhitungkan potensi pengurangan emisi dari teknologi bersih dan energi terbarukan.
TRNS adalah model proyeksi emisi global yang dikembangkan oleh Climate Analysis Indicators Tool (CAIT) di World Resources Institute. Model ini memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi emisi GHG, seperti produksi energi, transportasi, dan industri di seluruh dunia. TRNS juga memperhitungkan potensi pengurangan emisi dari teknologi bersih dan energi terbarukan, serta berbagai kebijakan iklim yang diadopsi oleh negara-negara di seluruh dunia.
LCCP adalah program yang dikembangkan oleh Cities Alliance dan World Bank untuk membantu kota-kota di seluruh dunia mengurangi emisi GHG mereka. Program ini memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi emisi GHG di kota-kota, seperti pola transportasi, konsumsi energi, dan pembangunan bangunan. LCCP juga memberikan dukungan teknis dan keuangan untuk membantu kota-kota mengadopsi teknologi dan praktik ramah lingkungan yang dapat mengurangi emisi GHG mereka.