Ramai Soal Nyamuk Wolbachia, Berapa Jumlah Kasus DBD di Indonesia 10 Tahun Terakhir?

Hingga minggu ke-33 2023, tercatat kasus DBD sebanyak 57.884 dan 422 kematian akibat dengue..

Nyamuk Wolbachia tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat sejak kabar mengenai penyebaran nyamuk ini di beberapa kota di Indonesia. Nyamuk Wolbachia sengaja disebarkan oleh Kementerian Kesehatan sebab diklaim efektif mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dibawa nyamuk aedes aegypti.

Pencegahan penyebaran DBD dapat terjadi sebab jentik nyamuk aedes aegypti telah disuntik dengan bakteri Wolbachia yang kemudian berkembang biak. Keberadaan Wolbachia dapat menghambat perkembangan virus dengue dalam tubuh nyamuk, sehingga akan menghambat penularan virus.

Sebelumnya, nyamuk Wolbachia telah disebarkan di Jogja sejak 2016 silam. Kasus DBD di Jogja pun tampak mengalami penurunan. 

“Dan sudah terbukti menurunkan insidensi DBD itu sebanyak 77%, dan menurunkan hospitalisasi artinya kasus yang mondok yang masuk RS itu bisa diturunkan sampai 86%,” jelas Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja, Endang Sri Rahayu, sebagaimana dikutip dari Detik.com

Menilik data kasus DBD di Indonesia selama 10 tahun terakhir, angka kasus DBD sempat berkurang drastis pada 2017. Tahun 2016 tercatat sebagai tahun dengan kasus DBD terbanyak, yakni hingga 204.171 kasus. Angka ini kemudian turun menjadi 68.407 kasus pada 2017. Penurunan jumlah kasus juga masih terjadi pada 2018, yakni menjadi 65.602 kasus.

Kasus DBD kembali mengalami peningkatan pada 2019, yakni menjadi sebanyak 138.127. Setelah berkurang pada 2020 dan 2021, kembali terjadi lonjakan menjadi 131.265 kasus pada 2022.

Data terakhir pada laman Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hingga minggu ke-33 tahun 2023, tercatat kasus DBD sebanyak 57.884 kasus dan total 422 kematian akibat dengue.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook