Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Penyakit ini mencakup berbagai kondisi infeksi yang memengaruhi saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru, dan dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti virus, bakteri, dan jamur.
ISPA dapat menimbulkan gejala ringan seperti batuk dan pilek, hingga kondisi yang lebih berat seperti pneumonia yang dapat mengancam jiwa.
Di berbagai belahan dunia, ISPA menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Infeksi ini sering kali memengaruhi kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Faktor lingkungan seperti polusi udara, kualitas sanitasi yang buruk, dan akses yang terbatas ke fasilitas kesehatan memperburuk situasi ini.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tampak bahwa provinsi dengan jumlah kasus ISPA yang tinggi mencerminkan tantangan kesehatan yang signifikan. Beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menunjukkan jumlah kasus yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh kepadatan penduduk dan faktor lingkungan yang memengaruhi penyebaran penyakit.
Polusi udara, sanitasi yang buruk, dan kondisi perumahan yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko ISPA. Kota-kota besar dengan polusi udara tinggi seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat sering kali melaporkan angka kasus ISPA yang lebih tinggi.
Ketersediaan dan aksesibilitas layanan kesehatan juga memengaruhi deteksi dan penanganan ISPA. Provinsi dengan fasilitas kesehatan yang kurang memadai mungkin mengalami kesulitan dalam diagnosis dan pengobatan, berkontribusi pada tingginya jumlah kasus.
Sementara itu, provinsi seperti Papua Barat dan Papua Barat Daya memiliki jumlah kasus yang lebih rendah, dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya yang lebih terawat dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Baca Juga: Waspada! Pneumonia Jadi Penyebab Kematian Anak Nomor Satu di Dunia