Sepeda Motor Masih Jadi Pilihan Moda Transportasi Pelajar Komuter

Jarak tempuh yang panjang dikombinasikan dengan waktu yang terbatas membuat pelajar komuter memilih sepeda motor sebagai moda transportasinya sehari-hari.

Moda Transportasi Pilihan Pelajar Komuter Indonesia 2022

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
GoodStats

Tidak hanya pekerja yang memenuhi jalan di jam-jam sibuk, pelajar juga merupakan bagian dari para komuter. Setidaknya, 2 dari 10 komuter di Indonesia merupakan pelajar.

Para komuter menempuh jarak yang panjang, bahkan melewati kota/kabupaten tempat tinggalnya, untuk bisa sampai ke tempat kerja maupun sekolah. Komuter ini biasanya tinggal di wilayah yang berbeda dengan tempat kerja atau sekolahnya, membuat banyak waktunya terpaksa habis di jalan.

Kurang baiknya infrastruktur transportasi umum di Indonesia menyebabkan pelajar lebih memilih menggunakan sepeda motor untuk melakukan mobilisasi dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. 

Survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 menunjukkan, sebanyak 78% pelajar dan mahasiswa komuter Indonesia mengendarai sepeda motor selama menempuh pendidikannya. Sepeda motor dengan badan yang ramping memudahkan pengendaranya untuk bergerak lebih cepat di jalan.

Survei yang sama juga menyebutkan bahwa lebih dari 20% pelajar komuter berusia 16-18 tahun, dan lebih dari 30% berusia di bawah 16 tahun turut memakai sepeda motor untuk pergi ke sekolah. Artinya, ada banyak pelajar komuter yang menggunakan kendaraan bermotor sebelum memiliki surat izin mengemudi (SIM).

Sementara itu, hanya ada 13% pelajar dan mahasiswa yang menggunakan moda transportasi umum untuk bermobilisasi. Kendaraan yang dikategorikan sebagai transportasi umum di sini di antaranya kereta api, bus, dan transportasi daring. Pelajar di Sumatra Utara disebut sebagai pelajar komuter yang menggunakan bus umum terbanyak di Indonesia. 

Kendaraan pribadi lainnya yaitu mobil, digunakan lebih sedikit lagi pelajar komuter. Tepatnya, hanya ada 5% pelajar yang memilih menggunakan mobil untuk mobilisasi pendidikannya. Potensi terjebak macet di waktu yang terbatas adalah salah satu penyebabnya.

Selain kendaraan, ada juga pelajar komuter yang memilih berjalan kaki untuk mencapai sekolahnya. Infrastruktur yang kurang mendukung pejalan kaki membuat hanya segelintir pelajar komuter yang berjalan kaki (1%). Sisa 3% pelajar komuter lainnya memiliki variasi moda transportasi yang beragam.

Baca Juga: 5 Provinsi dengan Penggunaan Transum Terbanyak

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook