Menurut laporan dari Kementerian Komunikasi dan Digital Perusahaan Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi perubahan signifikan dalam penggunaan telepon seluler dan kabel.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2020, jumlah pelanggan telekomunikasi dengan kabel tercatat sebanyak 3.807.904 pelanggan, sementara pelanggan telekomunikasi seluler mencapai 364.987.842.
Tren ini mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi masyarakat. Pada tahun 2023, jumlah pelanggan telekomunikasi dengan kabel semakin berkurang menjadi 3.307.870, sedangkan pelanggan telekomunikasi seluler meningkat menjadi 367.982.872. Kenaikan jumlah pelanggan seluler yang signifikan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin memilih telepon seluler sebagai solusi komunikasi utama.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran ini termasuk kemudahan akses yang ditawarkan oleh telepon seluler. Dengan perkembangan teknologi, pengguna kini dapat mengakses internet, media sosial, dan berbagai aplikasi secara langsung dari ponsel mereka. Selain itu, fitur yang lebih beragam dan penawaran paket yang menarik dari penggunaan telekomunikasi seluler semakin mendorong masyarakat untuk beralih ke layanan ini.
Dalam konteks tersebut, penting bagi pelanggan untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kebiasaan penggunaan mereka. Bagi mereka yang membutuhkan fleksibilitas dan akses cepat, telepon seluler mungkin menjadi pilihan yang lebih cerdas. Namun, bagi yang lebih memilih kestabilan dan penggunaan di rumah, layanan kabel tetap memiliki nilai tersendiri.
Dengan tren ini keputusan dalam memilih jenis layanan telepon menjadi dasar analisis kebutuhan pribadi dan gaya hidup masyarakat dalam penggunaan telepon seluler atau kabel. Sumber data yang valid dan terpercaya tentu menjadi acuan penting dalam membuat keputusan ini.
Baca Juga: 10 Provinsi dengan Presentase Kepemilikan Telepon Seluler Tertinggi
