Seiring meningkatnya tren prosedur egg freezing di seluruh dunia, banyak wanita mulai mencari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi ini. Proses egg freezing menawarkan fleksibilitas bagi wanita yang ingin menunda kehamilan, tetapi pemahaman mengenai prosedur ini tidak selalu mudah diakses. Dari pencarian mandiri hingga berkonsultasi dengan ahli, terdapat beberapa jalur utama diandalkan oleh wanita untuk memahami lebih dalam manfaat dan proses egg freezing.
Menurut Clinical Medicine, sumber informasi terbesar bagi wanita yang tertarik pada egg freezing berasal dari usaha pencarian mandiri. Sebanyak 60% wanita memilih untuk mencari informasi sendiri melalui internet dan platform digital, seperti artikel-artikel medis, blog pribadi, serta video edukatif di YouTube. Dengan kemudahan akses internet, wanita dapat dengan cepat menemukan informasi yang relevan, baik itu tentang biaya, risiko, maupun klinik yang menyediakan layanan tersebut.
Selain pencarian mandiri, teman dan keluarga juga memiliki peran penting sebagai sumber informasi, meski tidak sebesar pencarian online. Sekitar 24% wanita mengandalkan diskusi dengan lingkungan terdekat mereka. Pengalaman orang yang pernah menjalani egg freezing sering kali menjadi referensi berharga. Perspektif pribadi dari teman atau keluarga ini memberi pandangan yang lebih praktis dan lebih relatable ketimbang informasi yang ditemukan di internet.
Dokter spesialis, terutama dalam bidang kesuburan atau ginekologi, menjadi sumber informasi terpercaya lainnya. Sebanyak 16% wanita mengandalkan konsultasi medis untuk mendapatkan wawasan yang lebih komprehensif. Data menunjukkan bahwa wanita dengan usia di atas 35 tahun lebih banyak terpengaruh oleh saran medis dibandingkan mereka yang di bawah usia 35 tahun.
“Penting untuk menyediakan tim spesialis guna memberi pengetahuan kepada wanita tentang keuntungan dan kerugian prosedur, kemungkinan risiko, durasi, biaya, dan hasil yang diharapkan dari prosedur. Perlu adanya konseling yang realistis, khususnya terkait risiko kegagalan pengobatan. Tim ini harus mencakup ginekolog/dokter kandungan, embriolog, dan psikolog,” tulis penelitian tersebut.
Secara keseluruhan, wanita di seluruh dunia memanfaatkan berbagai sumber informasi untuk memahami egg freezing. Kombinasi antara pencarian mandiri, diskusi sosial, dan konsultasi dengan dokter memberikan perspektif yang kaya dan membantu wanita memahami opsi ini dengan lebih baik.
Baca Juga: Egg Freezing: Tren Global yang Belum Menjangkau Indonesia