Tingkat Pendidikan Pekerja Remote Dunia

Mayoritas pekerja remote di dunia adalah lulusan S2, sebagaimana dilansir dari laporan Mckinsey & Company.

Sebagai dampak dari pandemi COVID-19, tren kerja remote semakin digemari oleh banyak perusahaan. Konsep bekerja remote adalah konsep yang memperbolehkan karyawan untuk bekerja di luar lingkungan kantor konvensional. Melansir Upwork, diperkirakan pada tahun 2025, 32,6 juta penduduk Amerika akan kerja secara remote. Menariknya, 98% pekerja dunia juga mengaku lebih senang kerja remote dibanding kerja langsung di kantor.

Tren bekerja jarak jauh ini meningkat dengan pesat. Sejak tahun 2009, tren remote working ini telah meningkat 159%, yang membuktikan bahwa sejatinya, remote working bukan hal yang baru lahir sejak COVID-19. Melansir Global Workplace Analytics, remote working dapat membantu pekerja untuk menjaga work-life balance dengan lebih baik.

Menurut laporan Mckinsey & Company, pendidikan memegang peran penting dalam ijin kerja remote. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula kesempatan untuk bekerja remote. Hal ini sebenarnya wajar, mengingat tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas seseorang ketika bekerja.

45% pekerja remote di dunia adalah lulusan di atas Sarjana, disusul dengan lulusan Sarjana sebesar 40%. Meski begitu, nyatanya 32% pekerja remote bahkan belum lulus SMA, 31% lulusan Diploma, dan 29% sisanya adalah lulusan SMA.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook