Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha e-commerce di Indonesia mencapai 4,4 juta unit pada 2024, naik 15,3% dibanding tahun 2023. Nilai transaksi keseluruhan mencapai Rp1.288,93 triliun, dengan 99,08% transaksi masih menjangkau area pengiriman dalam negeri, dengan 66,87% di area Jawa.
Tingkat pendidikan pemilik usaha e-commerce umumnya berada di jenjang SMA ke atas, dengan tingkat SMA yang tertinggi, mencapai 50,72% pada 2024. Urutan kedua diisi diploma IV/S1 dengan 15,66%, diikuti SMP sederajat dengan 15,56%.
Berikutnya, sebanyak 12,58% pemilik usaha e-commerce berpendidikan SD sederajat, 3,91% lulusan diploma I/II/III, dan 1,56% merupakan lulusan S2/S3.
Dominasi pemilik usaha e-commerce pada jenjang pendidikan di atas SMA menegaskan bahwa pendidikan formal berperan penting dalam membekali literasi digital dan meningkatkan kemampuan berpikir analitis dalam memanfaatkan teknologi. Menurut BPS, pelaku usaha dengan pendidikan rendah cenderung masih bergantung pada penjualan konvensional karena menghadapi tantangan dalam penggunaan perangkat digital.
Jika ditinjau dari usia pemiliknya, maka mayoritas pemilik e-commerce berasal dari kelompok Milenial. Rinciannya, 42,23% pengelola usaha e-commerce berusia 30-44 tahun. Gen X (usia 45-59 tahun) menyusul dengan proporsi mencapai 38,19%, diikuti Gen Z (usia 15-29 tahun) sebanyak 9,95% dan Baby Boomer (usia +60 tahun) dengan 9,62%.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, maka pemilih usaha e-commerce didominasi laki-laki dengan 55,53%. Meski begitu, partisipasi perempuan tercatat naik 1,69% dibanding 2023, sedangkan laki-laki malah turun. Hal ini mencerminkan fleksibilitas dan inklusivitas yang ditawarkan usaha e-commerce, yang memungkinkan perempuan untuk menjalankan usahanya dari mana saja.
Baca Juga: Jumlah Kunjungan ke Situs E-Commerce Indonesia Melemah
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/11/28/647323224ecc656c2933571b/statistik-e-commerce-2024.html