Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan garis pantai yang sangat panjang, tergolong sangat rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Letaknya yang berada di kawasan cincin api Pasifik menjadikan Indonesia rawan terhadap berbagai jenis bencana, mulai dari gempa bumi, tsunami, hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung.
Menurut WorldRiskIndex, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi setelah Filipina. Dalam 1 dekade terakhir, Indonesia mencatat tren peningkatan jumlah kejadian bencana alam yang cukup signifikan, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Jumlah kejadian bencana pada 2015 tercatat sebanyak 1.694 kejadian, kemudian meningkat hampir setiap tahun hingga mencapai puncaknya pada 2021 dengan 5.402 kejadian. Pasca 2021, pola data menunjukkan fluktuasi yang tajam, dengan penurunan pada 2022 sebanyak 3.544 kejadian, lalu melonjak kembali pada 2023 sebanyak 5.400 kejadian, dan menurun pada 2024 dengan 3.472 kejadian.
Fenomena ini mencerminkan meningkatnya risiko dan intensitas bencana, terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung, yang menjadi dominan di Indonesia.
Kepala BNPB, Suharyanto, menekankan pentingnya kesiapsiagaan daerah, terutama di wilayah rawan seperti Provinsi Jawa Barat. Pemerintah telah memberikan bantuan awal berupa anggaran dan perlengkapan kepada pemerintah daerah agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dapat bertindak cepat dalam menghadapi bencana, sehingga dampak terhadap masyarakat dapat ditekan seminimal mungkin.
Melihat tren ini, menjadi jelas bahwa Indonesia membutuhkan pendekatan manajemen risiko bencana yang lebih terintegrasi dan adaptif. Strategi tersebut mencakup peningkatan edukasi publik, sistem peringatan dini yang lebih andal, serta penataan ruang yang mempertimbangkan risiko bencana. Hanya dengan sinergi lintas sektor dan kesiapan masyarakat, Indonesia dapat membangun ketangguhan menghadapi ancaman bencana di masa depan.
Baca Juga: Catatan Bencana Alam di Indonesia pada 2025, Banjir Mendominasi