Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan tren jumlah penduduk miskin di Jakarta selama periode 2019 hingga 2024.
Pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin di Jakarta berada pada level terendah, yaitu 365,55 ribu orang atau 3,47% dari total penduduk. Namun, pandemi Covid-19 yang dimulai pada 2020 menyebabkan lonjakan angka kemiskinan hingga mencapai 501,92 ribu orang pada Maret 2021, atau naik menjadi 4,72%.
Penduduk miskin di Jakarta mulai menunjukkan tren penurunan dari Maret 2022 hingga Maret 2024, seiring dengan meredanya pandemi. Pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 502,04 ribu orang. Angka ini terus menurun hingga mencapai 464,93 ribu jiwa pada Maret 2024, setara dengan 4,30% penduduk miskin. Meski sempat turun dalam beberapa tahun terakhir, secara keseluruhan jumlah penduduk miskin di Jakarta bertambah sekitar 99,38 ribu orang dari 2019.
Pemerintah telah berupaya menurunkan angka kemiskinan dengan meningkatkan akses terhadap lapangan pekerjaan, melaksanakan program bantuan sosial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peran masyarakat dan sektor swasta juga turut membantu dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi warga Jakarta.
Meski demikian, angka kemiskinan yang masih cukup tinggi menunjukkan bahwa tantangan masih ada. Diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan penurunan angka kemiskinan yang berkelanjutan di masa mendatang. Dengan komitmen bersama, bukan tidak mungkin angka kemiskinan dapat ditekan lebih jauh di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Apa Benar Ada Hubungan Antara Angka Kriminalitas dengan Kemiskinan di Indonesia?