WASH: Intervensi Sensitif Paling Efektif Untuk Cegah Stunting di Indonesia

Sebanyak 51,60% orang memilih Program Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH) sebagai intervensi gizi sensitif paling efektif dalam mengatasi stunting di Indonesia.

5 Program Intervensi Gizi Sensitif Paling Efektif Selama Juli 2023

Sumber: UNICEF
GoodStats

Fenomena stunting telah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), pada tahun 2023 prevalensi stunting nasional sebesar 21,5% turun 0,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun begitu, angka stunting di Indonesia masih jauh dari target. Untuk mencegah masalah ini, pemerintah menerapkan Strategi Nasional untuk Mempercepat Penurunan Stunting (Starnas Stunting), dengan tujuan mengurangi angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

Intervensi gizi memainkan peran penting dalam mengatasi masalah stunting. Terdapat dua jenis intervensi gizi yaitu intervensi gizi sensitif dan spesifik.

Intervensi gizi sensitif berkaitan dengan penyebab tidak langsung stunting seperti penyediaan air bersih, sanitasi dan peningkatan akses pangan. Sementara itu, intervensi gizi spesifik berfokus pada penanganan penyebab langsung stunting yang berfokus pada asupan makanan, gizi dan perawatan medis.

Melansir dari laman stunting.go.id, intervensi gizi spesifik hanya berkontribusi 30%, sedangkan intervensi gizi sensitif berkontribusi sebanyak 70% terhadap penurunan kasus stunting di tanah air.

Intervensi gizi sensitif ini lebih komperhensif karena dalam upayanya berfokus mengatasi faktor-faktor penyebab masalah gizi secara menyeluruh.

Dalam laporan UNICEF bertajuk Evaluasi Formatif Strategi Nasional untuk Pencegahan Stunting, terdapat 595 responden daring yang memilih beberapa program intervensi gizi sensitif paling efektif selama Juli 2023.

Responden ini berasal dari beberapa pemangku kepentingan terutama dari kalangan pemerintah. Hasilnya menunjukkan bahwa 51,60% memilih WASH (air bersih, kebersihan, dan sanitasi) sebagai intervensi paling efektif diikuti JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dengan 24,37% dan BKB (Bina Keluarga Balita) sebesar 19,50%. PKH (program keluarga harapan) dipilih oleh 12,94% responden, sementara KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dipilih 10,76% responden.

Dari survei ini, terlihat bahwa WASH mendapatkan perhatian paling besar sebagai intervensi yang mampu mendukung pencegahan stunting secara efektif. Ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat dan akses terhadap air bersih dalam mencegah gangguan kesehatan.

Selain itu juga perlu adanya perhatian lebih dan komitmen dari berbagai pihak untuk dapat menjangkau wilayah yang masih kekurangan sanitasi, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan sehat.

"Kami menyerukan kolaborasi lintas sektor yang lebih kuat terutama di daerah-daerah terpencil, untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki akses ke air bersih dan sanitasi yang layak," tutur Direktur Eksekutif FKI, Prof. Nila F Moeloek dilansir dari Media Indonesia.

Baca Juga: Masih Jauh dari Target, Prevalensi Stunting di Jawa Barat Melebihi 20%

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook