Semakin maju sebuah peradaban, semakin baik pula kesadaran akan emansipasi wanita digaungkan. Wanita tak hanya diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua dibawah laki-laki, namun bisa menjadi setara dan mampu bekerja secara profesional sesuai kemampuannya. Di Indonesia sendiri, presentase angkatan kerja wanita semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hasil rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 54,2% masyarakat wanita Indonesia yang menjadi angkatan kerja pada Februari 2022.
Namun, pada rilis tersebut justru kabupaten/kota di luar Pulau Jawa-lah yang mayoritas menduduki peringkat teratas presentase perempuan sebagai tenaga profesional. Pada tahun 2022, posisi pertama diraih oleh Solok, Sumatera Barat dengan presentase 72,86%, disusul Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dengan presentase 72,39%.
Posisi ketiga diambil oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara dengan hasil 71%, kemudian Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan pada posisi keempat dengan 70,90%. Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat menduduki peringkat kelima dengan 68,49%.
Satu satunya kabupaten/kota di Pulau Jawa yang berada di 10 besar adalah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang berada di posisi keenam dengan presentase 67,18%
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah masih menilai bahwa angka ini belum tinggi. “Hal seperti ini berkaitan dengan budaya patriarki yang mengidentikkan perempuan dengan pekerjaan domestik,” sebut Ida dalam acara Women in Leadership 2022.
