Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang membentuk perkembangan anak terutama di usia dini (0-6 tahun). Di dalamnya, anak belajar mengenal dunia, membangun karakter, serta mengembangkan kemampuan emosional dan sosial. Namun, kesibukan orang tua sering kali membuat waktu kebersamaan menjadi terbatas.
Kondisi ini dapat membuat anak kurang mendapatkan pendampingan yang memadai, padahal interaksi yang hangat antara orang tua dan anak sangat penting untuk tumbuh kembang mereka. Seperti disampaikan Suryati (2025), minimnya keterlibatan orang tua dapat menghambat perkembangan anak secara menyeluruh.
Berdasarkan laporan Profil Anak Usia Dini 2025 dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 10 aktivitas utama yang masih rutin dilakukan anak bersama orang tua. Aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah makan atau belajar makan, dengan 90,07% anak melakukannya bersama orang tua. Momen sederhana ini ternyata sangat berarti karena menjadi kesempatan bagi orang tua untuk melatih kemandirian sekaligus mempererat kedekatan.
Baca Juga: 5 Persiapan Penting Sebelum Putuskan Punya Anak, Ekonomi Nomor 1
Selain itu, 71,9% anak juga memiliki waktu untuk mengobrol dengan orang tua. Aktivitas ini menjadi ruang penting bagi anak untuk bercerita, bertanya, dan mengekspresikan diri. Sementara itu, menonton TV bersama dilakukan oleh 60,49% anak. Meski tampak pasif, kegiatan ini dapat menjadi sarana diskusi ringan jika orang tua turut mengarahkan isi tontonan.
Kegiatan bermain atau olahraga bersama mencapai 59,52%, menunjukkan bahwa sebagian keluarga masih menyempatkan waktu untuk aktivitas fisik. Ibadah bersama pun menempati posisi penting dengan 45,16% anak melakukannya bersama orang tua.
Namun, data juga menunjukkan bahwa kegiatan belajar atau membaca buku bersama hanya terjadi pada 35,76% anak. Padahal, aktivitas ini berpengaruh besar pada perkembangan kognitif. Akses internet bersama orang tua (28,58%) dan aktivitas mendongeng (20,35%) juga masih tergolong rendah, padahal keduanya dapat dimanfaatkan untuk sarana edukasi.
Beberapa aktivitas lain seperti bermain gim bersama (7,75%) dan mengurus rumah tangga (3,86%) masih jarang dilakukan. Hanya 0,47% anak yang sama sekali tidak memiliki waktu kebersamaan dengan orang tua, angka yang kecil tetapi tetap memerlukan perhatian.
Data ini menunjukkan bahwa meski tekanan dan kesibukan hidup modern semakin besar, sebagian besar orang tua masih berupaya hadir dalam kehidupan anak. Tantangannya kini adalah bagaimana mengoptimalkan waktu tersebut agar benar-benar bermakna bagi tumbuh kembang si kecil.
Baca Juga: Tingkat Pendidikan Ibu Pengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/05/0aa15c4692d4dbc27049aa33/profil-anak-usia-dini-2025.html