Transformasi layanan keuangan digital terus berlanjut di 2025, seiring dengan semakin luasnya penggunaan fintech di kalangan masyarakat Indonesia. Mengutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fintech sendiri didefinisikan sebagai inovasi pada industri jasa keuangan (penyimpanan, pengelolaan, distribusi uang) yang memanfaatkan penggunaan teknologi.
Produk fintech yang umum ditemui sehari-hari contohnya adalah pembayaran (payment), pendanaan (funding) seperti pinjam-meminjam, perbankan (digital banking), pasar modal (capital market), perasuransian (insurtech), dan jasa pendukung (supporting fintech).
Untuk memahami apa yang menjadi prioritas publik dalam memilih platform fintech, Jakpat melakukan survei pada 21–27 Mei 2025, melibatkan 2.041 responden dari berbagai daerah di Indonesia.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa kemudahan metode pembayaran masih menjadi faktor utama, dengan 65% responden menilai aspek ini sebagai pertimbangan terpenting saat menggunakan fintech.
Selain itu, kemudahan dalam penggunaan aplikasi juga menjadi hal yang penting, dengan 59% responden memilih layanan yang user friendly agar aktivitas keuangan mereka lebih praktis.
Legalitas platform juga menjadi perhatian, terlihat dari 51% responden yang memilih layanan fintech yang telah terdaftar dan diawasi OJK.
Sementara itu, 37% responden mempertimbangkan ketersediaan fitur yang beragam dan menarik dalam aplikasi, mulai dari investasi, dompet digital, hingga fitur analisis pengeluaran.
Promo dari platform fintech masih diminati, dengan 26% responden menjadikannya sebagai faktor penting, setara dengan pertimbangan reputasi perusahaan penyedia layanan yang juga berada di angka 26%.
Di era media sosial, penilaian positif dari pengguna lain menjadi referensi, tercermin dari 24% responden yang memperhatikan review positif sebelum memilih platform.
Pengaruh dari orang terdekat juga tidak bisa diabaikan, dengan 19% responden mempertimbangkan rekomendasi dari teman atau keluarga.
Lama beroperasinya platform menjadi faktor bagi 18% responden, menunjukkan adanya preferensi terhadap stabilitas dan pengalaman penyedia layanan.
Terakhir, iklan di media sosial hanya berpengaruh pada 14% responden, menunjukkan bahwa promosi tidak selalu menjadi faktor dominan dalam mempengaruhi keputusan publik memilih fintech.
Data ini dapat menjadi rujukan bagi para penyedia layanan fintech untuk memahami apa yang menjadi prioritas masyarakat Indonesia di tahun 2025, sekaligus menjadi referensi masyarakat untuk memilih layanan keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Baca Juga: Pertimbangan Masyarakat Indonesia Pilih layanan Fintech 2024
Sumber:
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/FAQ-Terkait-Layanan-Pinjam-Meminjam-Uang-Berbasis-Teknologi-Informasi---Kategori-Umum/FAQ%20LPMUBTI%20-%20Kategori%20Umum.pdf
https://insight.jakpat.net/indonesia-fintech-trends-1st-semester-of-2025/