Kasus bunuh diri masih menjadi isu global yang kompleks dan tidak mengenal batas ekonomi atau geografis. Salah satu buktinya, beberapa negara maju mencatat tingkat bunuh diri yang tinggi, sementara negara dengan tingkat kemiskinan tinggi seperti Indonesia justru memiliki angka yang relatif rendah.
Menurut data Bank Dunia 2025, sekitar 60,3% penduduk Indonesia atau 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan, namun tingkat bunuh diri di negara ini justru termasuk yang terendah di dunia. Salah satu faktor yang mungkin berperan adalah kuatnya nilai agama dan sosial yang masih dipegang masyarakat Indonesia, sehingga menjadi penahan di tengah segala tekanan hidup yang menerpa.
Menurut laporan CEOWORLD 2024, Lesotho menempati posisi pertama sebagai negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia, mencapai 72,4 kasus per 100 ribu penduduk. Posisi kedua diisi Guyana dengan 40,29 dan Eswatini sebesar 29,4. Negara-negara di kawasan Afrika ini menghadapi tantangan berat seperti kemiskinan ekstrem, ketimpangan sosial, dan tingginya kasus penyakit menular seperti HIV.
Di Asia Timur, Korea Selatan berada di peringkat keempat dengan 28,6 kasus per 100 ribu penduduk. Angka ini sering dipicu oleh tekanan akademik pada pelajar, persaingan kerja yang ketat, dan kesepian di kalangan lansia. Fenomena serupa juga terjadi di China, di mana bunuh diri menjadi penyebab kematian kelima tertinggi. Kasusnya lebih banyak terjadi pada perempuan dan sering kali dipicu oleh tekanan finansial.
Beberapa negara kepulauan Pasifik seperti Kiribati (28,3) dan Micronesia (28,2) juga termasuk dalam daftar sepuluh besar. Di Eropa Timur, Lithuania (26,1) dan Rusia (25,1) mencatat angka tinggi yang diduga berkaitan dengan tingkat konsumsi alkohol dan masalah depresi. Sementara itu, di kawasan Amerika Selatan dan Afrika, Suriname (25,4) dan Afrika Selatan (23,5) melengkapi daftar ini.
Data di atas memperlihatkan bahwa bunuh diri bukan hanya soal masalah ekonomi, melainkan juga tentang tekanan sosial, budaya, hingga gaya hidup modern yang serba cepat. Semakin maju suatu negara, tidak selalu berarti masyarakatnya lebih bahagia. Dalam banyak kasus, kemajuan justru membawa kesepian dan tekanan mental yang sulit dihindari.
Bagi siapa pun yang sedang berjuang melawan pikiran untuk mengakhiri hidup, penting untuk mencari bantuan profesional. Layanan psikolog tersedia di puskesmas, rumah sakit, atau lembaga kesehatan jiwa yang siap membantu tanpa menghakimi. Dukungan dari keluarga dan teman juga sangat berarti, karena tidak ada masalah yang terlalu berat jika dihadapi bersama.
Baca Juga: 10 Negara dengan Tingkat Bunuh Diri Terendah di Dunia, Ada Indonesia?
Sumber:
https://ceoworld.biz/2024/01/21/revealed-countries-with-the-highest-and-lowest-suicide-rates-2024/
https://thedocs.worldbank.org/en/doc/77351105a334213c64122e44c2efe523-0500072021/related/mpo-sm25.pdf