Kemajuan pariwisata tidak hanya diukur dari jumlah dan pergerakan wisatawan, namun juga durasi menginap wisatawan yang menunjukan jumlah malam atau hari yang dihabiskan oleh seorang wisatawan, baik mancanegara dan dalam negeri, di suatu wilayah yang berbeda dari tempat tinggalnya.
Semakin panjang durasi menginap, maka perputaran uang di daerah semakin baik. Bahkan hasil penelitian dari Permata (2018), menyatakan bahwa lama tinggal wisatawan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama menginap wisatawan asing dan domestik di hotel berbintang di Indonesia pada Agustus 2025 adalah 1,67 hari. Durasi ini meningkat dari bulan sebelumnya dengan rata-rata 1,62 hari, sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang 2025.
Provinsi di Pulau Papua mendominasi jajaran provinsi yang paling bikin wisatawan betah, dengan rata-rata lama menginap di atas 2 hari, menunjukkan dominasi wilayah timur dalam sektor pariwisata yang perlu terus didorong.
Peringkat pertama diisi Papua Tengah dengan rata-rata lama menginap mencapai 3,08 hari, diikuti Bali dengan 2,91 hari. Kembali ke Papua, Papua Selatan menduduki urutan ketiga dengan 2,38 hari.
Papua Pegunungan bertengger di posisi keempat dengan 2,35 hari, menyusul Papua Barat dengan 2,16 hari dan Papua dengan 1,92 hari. Maluku tercatat menduduki peringkat ketujuh dengan rata-rata lama menginap mencapai 1,9 hari.
Daftar sepuluh besar kemudian dilengkapi oleh Kepulauan Riau (1,88 hari), Sulawesi Utara (1,83 hari), dan Nusa Tenggara Barat (1,82 hari).
Adapun provinsi dengan rata-rata lama menginap wisatawan paling singkat adalah Sulawesi Tenggara dengan 1,19 hari.
Baca Juga: 10 Provinsi Dengan Infrastruktur Pariwisata Terbaik 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjMzMCMy/rata-rata-lama-menginap-tamu-asing-dan-tamu-dalam-negeri-pada-hotel-berbintang-di-indonesia--hari-.html
https://ejurnal.unikarta.ac.id/jemi/id/issue/view/181