Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), persentase rumah tangga dengan status kepemilikan bangunan tempat tinggal sewa atau kontrak pada 2024 mencapai 5,06%. Hal ini berarti sekitar 5% rumah tangga Indonesia masih tinggal di rumah kontrak. Indikator ini menjadi pengukur capaian salah satu Sustainable Development Goals (SDGs) yang berhubungan dengan penggunaan lahan untuk perumahan dan hunian yang memberikan kepastian bermukim.
Secara keseluruhan, 84,95% rumah tangga tinggal di rumah milik sendiri, 9,27% di tempat tinggal bebas sewa, dan 0,72% di rumah dinas.
Ditinjau dari provinsinya, maka terdapat 21,30% rumah tangga Jakarta yang tinggal di tempat tinggal kontrakan, membuatnya jadi yang tertinggi secara nasional. Jakarta juga tercatat jadi provinsi dengan tingkat kepemilikan rumah sendiri terendah, di angka 54,44%.
Kepulauan Riau mengisi posisi kedua dengan persentase sebesar 18,78%. Untuk tingkat kepemilikan rumah sendiri berada di angka 75,16%. Di peringkat ketiga ada Bali dengan 11,01% rumah tangga yang tinggal di rumah kontrakan, diikuti Papua dengan 10,44%.
Urutan kelima ditempati oleh Kalimantan Timur, di mana 10,15% rumah tangga masih tinggal di bangunan sewa. Sumatra Utara turut mencatatkan angka yang tinggi, yakni sebesar 9,50% pada 2024.
Sebaliknya, Sulawesi Barat jadi yang terendah, dengan hanya 0,51% rumah tangganya yang tinggal di rumah sewa. Tingkat kepemilikan rumah sendiri di provinsi tersebut juga tercatat jadi yang tertinggi kedua pada 2024 setelah papua Pegunungan, mencapai 94,20%.
Sementara itu, persentase rumah layak huni di Indonesia sudah semakin baik. Terdapat 4 indikator dalam mengukur tingkat layak huni rumah di Indonesia, yakni ketahanan bangunan, luas lantai per kapita, akses terhadap sumber air minum layak, dan akses terhadap sanitasi layak.
Menurut laporan BPS, 84,71% rumah tangga telah menempati rumah yang memenuhi syarat ketahanan bangunan pada 2024, sedangkan 94,33% telah tinggal di rumah dengan luas lantai per kapita sesuai ketentuan, yakni minimal 7,2 m2.
Lebih lanjut, 92,64% rumah tangga tinggal di tempat dengan akses sumber air minum yang kayak dan 82,60% rumah tangga menempati rumah yang memiliki akses terhadap sanitasi layak.
Baca Juga: Persentase Rumah Tangga RI dengan Bangunan Layak Terus Naik