42% Anak Usia Dini Indonesia Sudah Gunakan Handphone

Sebanyak 42,25% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan gawai pada tahun 2025. Sebagian besar berasal dari perkotaan.

Proporsi Anak Usia Dini yang Menggunakan Handphone

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Penggunaan handphone pada anak usia dini di Indonesia telah menjadi fenomena yang tak bisa diabaikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 42,25% anak usia dini tercatat telah menggunakan handphone, sementara 57,75% lainnya belum.

Jika ditinjau dari tempat tinggalnya, proporsi anak usia dini yang sudah bermain gawai yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 43,04%, lebih banyak daripada yang berasal dari perdesaan dengan persentase 41,12%.

Baca Juga: 4% Balita Indonesia Pernah Dapat Pengasuhan Tak Layak

Angka ini menandakan bahwa hampir separuh anak usia dini di Indonesia sudah terpapar teknologi digital sejak usia sangat muda, menjadi indikasi adanya pengaruh pola pengasuhan terhadap akses teknologi untuk anak Indonesia.

Tingginya angka ini juga memunculkan kekhawatiran terkait perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak, terutama jika penggunaan tidak disertai pendampingan yang memadai.

Penelitian yang dilakukan oleh Hayani Wulandari dan Kurnia Sary, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2024 mengungkapkan bahwa pemberian gawai dengan waktu penggunaan layar (screen time) yang berlebihan dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan emosi dan bahasa anak usia 3-6 tahun.

Dari sisi perkembangan emosi, anak berpotensi menjadi lebih mudah mengalami tantrum. Hal ini dapat terjadi ketika orang tua terlalu sering memberikan screen time, sehingga anak terbiasa menerima gawai sebagai bagian dari rutinitasnya.

Ketergantungan tersebut membuat anak menjadi kurang mampu mengelola emosinya. Ketika akses ke layar dibatasi atau dihentikan, anak dapat bereaksi dengan mengamuk.

Selain itu, screen time yang berlebihan dapat menghambat perkembangan bahasa anak hingga menyebabkan keterlambatan bicara (speech delay), terutama ketika anak kurang mendapatkan interaksi langsung dengan orang-orang di sekitarnya.

Namun, berdasarkan temuan penelitian, screen time juga dapat memberikan dampak positif apabila diberikan secara terkontrol. Anak dapat berkomunikasi dengan lebih lancar ketika mengonsumsi tontonan yang sesuai dengan usia serta diimbangi dengan aktivitas interaksi bersama orang tua atau lingkungan sekitar.

Selain itu, screen time juga dapat membantu anak mengeksplorasi berbagai bahasa, termasuk bahasa asing seperti bahasa Inggris.

Dengan ini, edukasi tentang durasi screen time, pemilihan konten yang sesuai usia, serta peran aktif orang tua menjadi kunci agar teknologi benar-benar mendukung tumbuh kembang anak.

Usia anak usia dini yang diperhitungkan dalam data ini adalah anak yang berumur 0-6 tahun meujuk pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

Baca Juga: Tingkat Pendidikan Ibu Pengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak 2025

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/05/0aa15c4692d4dbc27049aa33/profil-anak-usia-dini-2025.html

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook