Pengungsian adalah persoalan kemanusiaan yang menyangkut jutaan orang dalam kondisi rentan dan membutuhkan perlindungan. Perpindahan secara paksa dalam skala besar ini umumnya dipicu oleh konflik, pelanggaran hak asasi manusia, bencana alam, hingga dampak perubahan iklim yang membuat suatu wilayah tak lagi aman untuk ditinggali.
Dalam menghadapi isu pengungsian global, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) bertugas untuk memastikan hak-hak pengungsi terlindungi dengan berbagai bentuk bantuan.
Pada pertengahan tahun 2025, UNHCR mencatat bahwa 67% pengungsi di seluruh dunia yang menerima bantuan dari UNHCR berasal dari lima negara saja. Berikut adalah negara-negara dengan jumlah pengungsi terbesar di bawah mandat UNCHR.
Baca Juga: Impor Alutsista 2023 Didominasi Pembelian Tank dan Kendaraan Perang
Venezuela berada pada urutan pertama dengan jumlah pengungsi sebanyak 6,5 juta orang. Negara yang terletak di Amerika Selatan ini sedang menghadapi inflasi, perang antar geng, dan peningkatan angka kriminalitas yang mengakibatkan kurangnya makanan, obat-obatan, serta layanan penting, memaksa jutaan orang mengungsi.
Kemudian, Suriah menjadi negara kedua dengan jumlah pengungsi terbesar pada tahun 2025 yang berjumlah sebanyak 5,5 juta orang. Suriah mengalami krisis kemanusiaan sejak terjadinya konflik di bawah kepemimpinan Bashar al-Assad selama kurang lebih 24 tahun.
Sejak invasi oleh Rusia pada tahun 2022, serangan rudal dan roket telah menyebabkan kematian massal, kerusakan rumah dan bisnis, serta kerusakan parah pada infrastruktur di Ukraina. Hingga pada tahun 2025, sekitar 5,3 juta warga Ukraina terpaksa mengungsi dari negaranya.
Sementara itu, Afganistan memiliki 4,8 juta orang pengungsi. Setelah lebih dari empat dekade konflik dan ketidakstabilan politik di Afghanistan, negara ini menjadi negara keempat dengan populasi pengungsi terbanyak pada tahun 2025.
Sudan menduduki urutan kelima dengan jumlah 2,5 juta orang pengungsi yang disebabkan oleh bentrokan antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter sejak 2023.
Baca Juga: Two-State Solution Untuk Israel-Palestina: Berapa Negara yang Pro, Kontra, dan Golput?
Sumber:
https://www.unhcr.org/refugee-statistics