Garam merupakan salah satu komoditas yang penting karena banyak digunakan sebagai konsumsi sehari-hari. Meski hampir setiap negara memproduksi garam, jumlah produksinya berbeda-beda tergantung pada faktor iklim dan kesiapan infrastruktur.
Menurut U.S Geological Survey, produksi garam di dunia mencapai 270 juta ton di 2023. China menjadi negara produsen garam utama dengan total produksi sebesar 53 juta ton, diikuti oleh Amerika sebesar 42 juta ton, dan India dengan 30 juta ton.
Di Indonesia sendiri, produksi garam baru mencapai 2,5 juta ton pada 2023. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, meskipun kecil dibandingkan dengan negara lainnya, volumenya telah mencapai 147% dari target yang ditetapkan tahun 2023 yang sebesar 1,7 juta ton.
Sebanyak 2,2 juta ton garam diperoleh dari sektor produksi rakyat dan sisanya dari produksi swasta. Satudata Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa Jawa Timur menjadi provinsi dengan produksi garam tambak terbesar di 2023, dengan total 802 ribu ton. Posisi kedua disusul oleh Jawa Tengah dengan produksi sebesar 652 ribu ton dan Jawa Barat sebesar 394 ribu ton.
Peningkatan jumlah produksi garam di Indonesia dapat disebabkan oleh dua faktor. Fenomena El Nino yang terjadi belakangan ini menyebabkan cuaca lebih kering dan terik, sehingga penguapan air laut menjadi lebih maksimal di bawah terik matahari dan produksi garam meningkat. Selain itu, peningkatan teknologi tunnel di tambak garam mendorong para petambak untuk bisa memproduksi garam di berbagai kondisi cuaca.
Kementerian Perindustrian juga mendorong peningkatan dengan industri pengolahan untuk menyerap produksi garam nasional lewat fasilitasi nota kesepahaman penyerapan garam antara Industri Pengguna Garam dengan Koperasi Petambak Garam Nasional (KPGN) serta Produsen Garam Farmasi.
Dengan adanya nota kesepahaman, industri farmasi dapat bekerja sama secara langsung dengan petani garam dan mendorong penyerapan garam industri sebesar 736.911,265 ton.
Baca Juga: Negara Pemasok Garam Terbesar ke Indonesia