Bukan hanya komoditas, Indonesia turut melakukan ekspor satwa liar ke luar negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan total satwa liar yang diekspor Indonesia beratnya mencapai 264 kilogram (kg) pada Januari hingga April 2024.
Adapun berat tersebut mengalami penurunan tahunan (year-on-year/yoy) dibanding tahun 2023 yang sebesar 382 kg. Nilai ekspornya pun mencapai US$55,99 ribu, turut mengalami penurunan sebesar 2,9% yoy.
Tujuan utama ekspor satwa liar Indonesia adalah Jepang, volumenya mencapai 98 kg di tahun 2023, turun 26,46% yoy dari tahun 2023 yang sebesar 133 kg. India memegang posisi kedua bersama Libanon dengan volume ekspor satwa liar sebesar 62 kg.
Bertengger di urutan keempat adalah Uzbekistan dengan bobot ekspor sebesar 20 kg, disusul Republik Ceko (10 kg), Irak (7 kg), Norwegia (4 kg), hingga terakhir Amerika Serikat (1 kg).
Menariknya, menurut laporan International Socioeconomic Inequality Drives Trade Patterns in the Global Wildlife Market, Indonesia tercatat sebagai eksportir satwa liar terbesar di dunia.
Sejak tahun 1998-2018, Indonesia telah mengekspor sekitar 71 juta ekor satwa liar ke puluhan negara di dunia, mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat.
Sebaliknya, negara importir satwa liar terbesar di dunia adalah Amerika Serikat. Tercatat hingga tahun 2018, Amerika telah mengimpor 204 juta ekor satwa liar dari seluruh dunia.
Ekspor satwa liar yang dilakukan legal dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia. Peneliti dari Institute for Sustainable Earth and Resources Universitas Indonesia Sunarto menuturkan bahwa keuntungan dari ekspor satwa ini harus dialokasikan guna meningkatkan pemantauan, pengelolaan, dan perlindungan satwa liar dan habitatnya di Indonesia.
“Jika aspek ini tidak terpenuhi, maka mempunyai nilai ekspor yang besar bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan,” ujarnya, mengutip Mongabay.
Baca Juga: 8 Jenis Satwa di Sekitar IKN Ini dalam Kondisi Mengkhawatirkan