Menjelang Ramadan 2025, pola belanja masyarakat menunjukkan pergeseran signifikan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Populix, di tengah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman dibandingkan produk sekunder seperti fashion dan elektronik.
Survei mengungkapkan bahwa 90% responden biasanya membeli makanan dan minuman saat Ramadan, tahun ini angka tersebut masih tinggi di 87% meskipun sedikit menurun. Hal ini menandakan bahwa konsumsi makanan dan minuman tetap menjadi prioritas utama selama bulan suci.
Namun, kategori lain mengalami penurunan signifikan, terutama pakaian dan barang-barang fashion. Jika sebelumnya 78% responden rutin membeli produk fashion saat Ramadan, tahun ini hanya 55% yang masih melakukannya, turun drastis sebesar 23%. Perubahan ini kemungkinan dipicu oleh kondisi ekonomi masyarakat yang mendorong untuk lebih selektif dalam berbelanja.
Produk lain yang mengalami penurunan adalah perabot rumah tangga. Pada Ramadan sebelumnya, sebanyak 28% responden tercatat rutin membeli perabot rumah tangga, namun angka tersebut berubah untuk Ramadan saat ini menjadi 11%, mencerminkan penurunan yang juga cukup signifikan.
Selanjutnya barang elektronik menjadi produk yang juga mengalami penurunan cukup dalam, dari 16% pada momen Ramadan sebelumnya, 9% per Ramadan 2025 menjadi 7%.
Sementara itu, pembelian kendaraan bermotor dan properti masih relatif stabil, meskipun mengalami sedikit penurunan 1%-2% pada Ramadan tahun ini.
Data ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih berhati-hati dalam mengatur pengeluaran dan lebih mengutamakan kebutuhan esensial. Ramadan tahun ini diperkirakan akan menjadi momen penghematan bagi banyak keluarga, dengan prioritas utama pada makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Untuk diketahui, survei Populix bertajuk Perilaku Belanja di Bulan Ramadan 2025 dilakukan secara daring pada 6 sampai 9 Desember 2024, dengan melibatkan sebanyak 1.119 responden yang mayoritasnya merupakan profesional muda yang tinggal di kota besar dari seluruh Indonesia, dengan daya beli kelas menengah ke atas.
Baca Juga: Apa Topik Favorit Orang Indonesia Pada Ramadan Tahun Lalu?