Cina Pimpin Jumlah Tes Doping Tahunan, Hanya 0,2% Dinyatakan Positif

Hampir 20.000 sampel diperiksa oleh Badan Anti-Doping Cina, menjadi yang terbanyak di dunia dengan hasil 0,2% positif.

Jumlah Negara dengan Tes Doping Terbanyak 2022

Sumber: World Anti-Doping Agency (WADA)
GoodStats

Pada kompetisi renang gaya bebas 100 meter Olimpiade Paris 2024, perenang asal Cina memecahkan rekor sebanyak dua kali, sekaligus menyabet dua medali emas. Aksi Pan Zhanle, pemuda 20 tahun, ini sukses mengundang sorotan.

Tuduhan penggunaan doping dilayangkan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat, kepadanya. Narasi “tidak mungkin” digaungkan atas kecepatan renang yang dilakukan Pan. Namun, hasil tes doping Pan dari WADA (World Anti-Doping Agency) menunjukkan negatif.

Terdapat dua waktu tes doping yang dilakukan WADA sepanjang tahun, di antaranya adalah saat kompetisi (in competition atau IC) dan di luar kompetisi (out of competition atau OOC). Selain itu, tes doping juga dilakukan menggunakan tiga metode dengan cairan tubuh berbeda. Cairan tersebut di antaranya urin, darah, dan darah kering (dried blood spot atau DBS). 

Secara keseluruhan, Cina adalah negara dengan jumlah sampel tes doping terbanyak sepanjang 2022. Terdapat 19.228 sampel yang dites oleh China Anti-Doping Agency (CHINADA), dan hanya 0,2% di antaranya yang dinyatakan positif. 

Jerman menduduki posisi kedua dengan jumlah sampel tes doping terbanyak. Pada 2022, terdapat 13.653 sampel yang terdiri dari tes urin, darah, dan BDS. Dari jumlah sampel tersebut, hanya 0,3% di antaranya yang dinyatakan positif doping oleh German National Anti-Doping Agency (NADA). 

Meskipun Rusia tidak berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024 dan berbagai kompetisi olahraga lainnya, Russian National Anti-Doping Agency (RUSADA) tetap melakukan tes doping untuk para atletnya.

Dari 10.186 sampel yang diperiksa RUSADA pada 2022, terdapat 0,8% di antaranya menunjukkan positif doping. Angka ini menempatkan Rusia di posisi ketiga dengan jumlah tes doping terbanyak.

Di kisaran 9.000 sampel, Prancis dan Italia menduduki posisi empat dan lima. French Anti-Doping Agency (AFLD-NADO) memeriksa 9.775 sampel pada 2022, 0,7% di antaranya dinyatakan positif. Sementara itu, terdapat 9.101 sampel diperiksa oleh Italian National Anti-Doping Agency (NADO ITALIA) dengan hasil 0,8% positif.

Di posisi keenam, terdapat 0,4% dari 8.023 sampel atlet yang dinyatakan positif doping oleh UK Anti-Doping Agency (UKADA) pada 2022.

Amerika Serikat menyusul di posisi ketujuh. Dari sepuluh negara dengan jumlah tes doping terbanyak, Amerika Serikat memiliki persentase hasil positif doping terbesar, yaitu 1,2%. Saat itu, ada 6.782 sampel yang diperiksa oleh US Anti-Doping Agency (USADA). 

Jepang di posisi kedelapan memiliki hasil yang sama dengan Cina, yaitu hanya 0,2% atlet yang dinyatakan positif dari tes doping pada 2022. Japan Anti-Doping Agency (JADA) telah memeriksa 5.706 sampel pada 2022, baik di saat dan luar kompetisi.

Brasil dan Australia menempati posisi kesembilan dan sepuluh. Brazilian Authority on Anti-Doping Control (ABCD) memeriksa 4.384 sampel pada 2022, 0,8% di antaranya dinyatakan positif doping. Sementara itu, ada 0,7% hasil positif dari 4.144 sampel yang diperiksa Sport Integrity Australia (SIA).

Di Indonesia, hanya ada 300 sampel yang diperiksa oleh Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) pada 2022 dengan hasil 1,3% positif doping.

Baca Juga: Pulang dengan Bangga, Gregoria Sabet Medali Perunggu di Olimpiade Paris 2024

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook