Survei menunjukkan 3 dari 10 Gen Z di Indonesia bertahan selama 1-2 tahun di tempat kerja sebelum memutuskan untuk resign. Survei yang dilakukan Jajak Pendapat (JakPat) ini mengungkap sepuluh alasan dibalik keputusan resign Gen Z.
Tercatat gaji yang kurang memuaskan jadi alasan 41% Gen Z memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Ketidakpuasan ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti ekspektasi pekerja yang terlalu tinggi dan tempat kerja yang eksploitatif.
Warga Indonesia tak jarang memperdebatkan kualifikasi yang dibutuhkan beberapa tempat kerja. Sebagian dianggap menetapkan kualifikasi terlalu tinggi, tetapi hanya memberi sedikit gaji. Di sisi lain, ada juga Gen Z yang meminta gaji besar meski tak punya pengalaman atau keterampilan lebih.
Biaya hidup terus meningkat, sedangkan gaji tetap konstan tanpa peningkatan juga memunculkan rasa ketidakpuasan terhadap gaji. Buktinya, anak muda di Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa provinsi lain mengaku mengalami defisit gaji.
Selanjutnya, 27% Gen Z mengundurkan diri karena mendapat tawaran kerja yang lebih baik di tempat lain dan 26% mengaku resign karena ingin mengeksplor pekerjaan lain. Alasan ini dipengaruhi oleh usia yang relatif muda, sehingga keinginan untuk mengembangkan diri cukup tinggi.
Alhasil, banyak Gen Z yang memilih pindah kerja atau switch karier jika ada kesempatan untuk mendapat pelatihan, peluang belajar lebih besar, dan pengembangan karier lebih jelas.
Selain itu, 26% anak muda berusia belasan hingga 20-an tahun ini mengakui bahwa mereka merasa tidak dihargai di tempat kerja. Beban kerja yang diberikan pun terlalu banyak, membuatnya tak betah di tempat kerja.
Alasan lainnya dibalik keputusan resign Gen Z adalah tidak adanya jenjang karier, kontrak yang telah berakhir, lingkungan kerja tidak sehat, rasa bosan pada pekerjaan, dan hubungan dengan bos yang kurang baik.
Baca juga: Mayoritas Pekerja RI Merasa Puas dengan Pekerjaannya
