Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, berkat kemampuannya menghasilkan minyak nabati serbaguna yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri. Minyak sawit memiliki sifat tahan oksidasi, mampu melarutkan bahan kimia yang sulit larut oleh pelarut lain, serta memiliki daya melapis yang tinggi.
Karakteristik tersebut membuatnya dapat digunakan secara luas, baik di sektor pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter substitutes maupun di sektor nonpangan, seperti industri oleokimia, farmasi, dan biodiesel.
Dalam perdagangan internasional, produk kelapa sawit yang dikategorikan sebagai HS 1511 mencakup produk minyak kelapa sawit mentah (CPO) beserta turunannya, seperti fraksi cair yang digunakan dalam pembuatan minyak goreng, serta berbagai produk lain yang dibedakan berdasarkan nilai iodinnya.
Indonesia menegaskan posisinya sebagai eksportir utama kelapa sawit dunia pada tahun 2024 dengan nilai ekspor mencapai US$20,01 miliar atau sekitar 48,38% dari total ekspor global. Berdasarkan data Trade Map yang diolah oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin), nilai ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar US$17,36 miliar.
Malaysia menempati posisi kedua dengan nilai ekspor sebesar US$13,57 miliar (32,80%), diikuti oleh Belanda (2,84%), Thailand (2,11%), dan Papua Nugini (1,67%). Sementara itu, kelompok negara lainnya secara kumulatif menyumbang sekitar 12,20% dari total ekspor dunia.
Kinerja ekspor kelapa sawit Indonesia yang kuat ini menunjukkan bahwa komoditas tersebut masih menjadi penopang utama devisa negara sekaligus menegaskan peran strategis Indonesia dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati global. Permintaan yang tinggi berasal dari industri makanan, kosmetik, hingga energi terbarukan seperti biodiesel.
Dari sisi global, nilai ekspor kelapa sawit dunia pada tahun 2024 tercatat mencapai US$41,36 miliar, naik dari US$32,64 miliar pada tahun 2020. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan permintaan minyak nabati seiring dengan pemulihan ekonomi dan tren penggunaan produk ramah lingkungan.
Dengan pangsa hampir setengah dari pasar dunia, Indonesia masih menjadi motor utama perdagangan kelapa sawit global, dan penguatan keberlanjutan industri ini menjadi kunci agar tetap kompetitif di tengah tuntutan pasar internasional terhadap aspek lingkungan dan sosial.
Baca Juga: 5 Negara Tujuan Ekspor Minyak Kelapa Sawit
Sumber:
https://satudata.pertanian.go.id/assets/docs/publikasi/Buku_Analisis_Kinerja_Perdagangan_Kelapa_Sawit_2025_-_tte_sign.pdf