Nikel merupakan unsur logam putih keperakan yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan berbagai produk yang kerap dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Berkat ketahanannya terhadap korosi dan oksidasi serta titik lelehnya yang tinggi, unsur paling umum kelima di bumi ini memegang peran penting dalam produksi stainless steel.
Di samping itu, nikel juga dimanfaatkan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) yang menjadikannya turut berkontribusi terhadap transisi menuju energi bersih. Jadi, tidak mengherankan apabila permintaan terhadap nikel diperkirakan akan tumbuh pesat selama beberapa dekade ke depan.
Berdasarkan data dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel di seluruh dunia pada 2023 diperkirakan mencapai 3,6 juta metrik ton (MT), meningkat dari 3,2 juta metrik ton pada periode sebelumnya. Separuh dari total produksi global tersebut disumbang oleh Indonesia yang berhasil menambang 1,8 juta metrik ton nikel, bertambah 14% dibanding periode sebelumnya.
Besaran volume tersebut kembali meneguhkan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam produksi nikel global. Tidak hanya itu, Indonesia juga menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, totalnya mencapai 55 juta metrik ton yang setara dengan 42,3% total cadangan nikel global.
Melihat potensi ini, pemerintah Indonesia telah melarang ekspor nikel mentah sejak Januari 2020 lalu guna mendulang manfaat lebih dari unsur logam tersebut. Kebijakan hilirisasi nikel ini diberlakukan demi mendorong industri baterai kendaraan listrik Indonesia untuk bisa berjaya dan mendunia.
Produksi baterai kendaraan listrik komersial secara massal di PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat menjadi salah satu bukti hilirisasi nikel. Proyek ini menjadi penanda Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik senilai US$9,8 miliar atau Rp142 triliun.
Sementara itu, jajaran produsen nikel terbesar pada 2023 di samping Indonesia diisi oleh Filipina (400 ribu MT), Kaledonia Baru (230 ribu MT), Rusia (200 ribu MT), Kanada (180 ribu MT), Australia (160 ribu MT), China (110 ribu MT), Brasil (89 ribu MT), dan Amerika Serikat (17 ribu MT). Adapun sejumlah 380 ribu metrik ton nikel diproduksi di negara-negara lainnya.
Baca Juga: Tambang Nikel Terbesar di Dunia, Indonesia Merajai Peringkat Teratas