Mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keterampilan memang tidak mudah. Apalagi ditambah dengan standar gaji dan persyaratan lain dari pencari kerja, seperti bos yang baik dan efektif, rekan kerja yang suportif, hingga lokasi kerja yang dekat dengan tempat tinggal, membuat mencari kerja kini semakin sulit.
Mendapat pekerjaan yang cocok kini sama sulitnya dengan mencari jodoh. Ketika gaji sudah cocok, lingkungan kerjanya kurang mendukung. Sebaliknya, ketika diberikan atasan yang mendukung, gajinya malah dipersulit. Hal inilah yang mendorong sebagian besar pekerja di Indonesia untuk mengundurkan diri.
Menurut laporan State of the Global Workplace 2024 dari Gallup, sebanyak 52% responden Indonesia tercatat sedang aktif mencari pekerjaan baru, menunjukkan tingginya keinginan untuk segera resign. Angka ini menjadi yang tertinggi keempat secara regional di ASEAN.
Filipina menduduki posisi pertama, dengan 64% respondennya sedang aktif mencari pekerjaan baru. Myanmar menyusul di urutan kedua dengan 58%, diikuti Laos dengan 57%.
Sebaliknya, Malaysia dan Vietnam menjadi yang terendah dalam daftar, dengan masing-masing hanya 31% respondennya yang sedang aktif mencari pekerjaan baru.
Meski begitu, nyatanya tingkat stres pekerja Indonesia menjadi yang terendah di kawasan ASEAN. Hanya 16% responden tanah air yang mengaku mengalami stres, nilainya turun 6% dari tahun sebelumnya. Tingkat stres pekerja tertinggi ada di Myanmar dengan 48% pekerjanya sering merasa stres selama bekerja, Filipina di urutan kedua dengan 46%, dan Singapura di posisi ketiga dengan 38%.
Sementara itu, untuk tingkat amarah, Indonesia ada di posisi keempat dengan 20%. Myanmar lagi-lagi mengamankan posisi puncak, dengan 31% responden mengaku sering merasa marah seharian selama bekerja.
Untuk tingkat kesedihan, Indonesia berada di urutan kelima dengan 27%. Kali ini, Kamboja berada di peringkat pertama dengan 36% responden sering merasa sedih selama seharian bekerja, sedangkan Myanmar ada di urutan kedua dengan 32%.
Adapun survei ini dilakukan pada 2023, melibatkan 128 ribu responden dari lebih dari 160 negara di dunia. Ada sekitar 1.000 responden Indonesia yang terlibat.
Data-data ini menyoroti sulitnya mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik dan keinginan pribadi. Ketidakcocokan ini melahirkan perasaan-perasaan negatif seperti stres, marah, dan sedih, yang sangat berpengaruh pada produktivitas kerja. Pada akhirnya, cocok atau tidak cocok dalam pekerjaan merupakan hal yang harus diatasi, baik dengan beradaptasi diri maupun mencari suasana kerja baru. Kesehatan mental dan fisik pekerja sangat penting untuk diperhatikan guna menghasilkan output yang terbaik.
Baca Juga: Dari Masalah Gaji Hingga Rasa Bosan, Ini 10 Alasan Gen Z Pilih Resign