Inilah Negara Tujuan Utama Ekspor Tanaman Obat, Aromatik & Rempah Indonesia 2024

China jadi negara tujuan utama ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah dari Indonesia pada tahun 2024.

Negara Tujuan Ekspor Tanaman Obat, Aromatik, dan Rempah Indonesia Berdasarkan Bobot Ekspor, 2024

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
GoodStats

Indonesia diakui sebagai salah satu negara yang kaya akan jenis tanaman obat, aromatik dan rempah yang berlimpah. Berkat hal inilah, Indonesia menjadi salah satu negara eksportir komoditas nonmigas khususnya untuk tanaman obat, aromatik, dan rempah yang semakin terkenal di pasar global.

Kementerian Perdagangan RI menyebutkan bahwa ekspor komoditas nonmigas pada 2024 telah terjadi dengan nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$248,83 miliar atau naik 2,46% dibanding 2023.

“Pada 2024, kenaikan ekspor Nonmigas secara tahunan terjadi pada sektor pertanian dan industri, sedangkan sektor pertambangan menurun,” tutur Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dalam siaran pers Kemendag (19/1/2025).

Menurut data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), China berhasil menduduki peringkat teratas sebagai negara tujuan ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah dengan volume ekspor sebanyak 48.027,9 ton pada 2024.

Negara tujuan ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah terbesar berikutnya adalah India dengan volume ekspor sebanyak 27.466,6 ton, disusul dengan Bangladesh dengan volume ekspor sebanyak 21.270,6 ton.

Volume ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah negara tujuan selanjutnya yakni Pakistan (16.028,5 ton), Vietnam (12.062,4 ton), Amerika Serikat (11.162,3 ton), dan Thailand (4.286,4 ton).

Sementara itu, negara tujuan ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah dengan volume ekspor kurang dari 2.000 ton ada pada negara seperti Jerman, Belanda, dan Singapura.

Dilansir dari Antara, produk tanaman obat, aromatik dan rempah yang diekspor meliputi jahe, kunyit, temulawak dan berbagai rempah lainnya. Komoditas tersebut kerap digunakan dalam industri farmasi dan kesehatan.

Meningkatnya volume ekspor komoditas nonmigas khususnya bagi tanaman obat, aromatik, dan rempah ini sejalan dengan dukungan dari BPOM yang mendukung penguatan ekspor untuk mendorong industri jamu secara global.

“Peluang untuk menjadikan jamu sebagai komoditi ekspor sangatlah besar. WHO menyatakan sekitar 80% penduduk dunia, terutama di negara berkembang, menggunakan obat berbasis herbal sebagai upaya menjaga kesehatan,” tutur Deputi Bidang Pengawasan OTSKK BPOM Mohamad Kashuri dalam BPOM (30/05/2024).

Dalam industri jamu, Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan RI mengungkapkan bahwa keberadaan tanaman biofarmaka Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar obat alami dunia, di mana jahe dan kunyit menjadi dua komoditas unggulan sebagai sektor strategis yang perlu dikembangkan secara optimal.

Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan keberadaannya di pasar ekspor internasional, apabila terus memaksimalkan sumber daya hayatinya. Kerja sama antar negara memainkan peran penting untuk menjamin mutu serta keberlanjutan dari produk tanaman obat, rempah, dan aromatik. Sehingga, Indonesia diharapkan dapat berkontribusi sebagai pelaku utama dalam industri obat alami dunia.

Baca Juga: Volume Ekspor Tanaman Obat, Aromatik, dan Rempah-Rempah Indonesia dalam Satu Dekade Terakhir

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook